PADANG,
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi mengajak seluruh bupati dan wali kota untuk bersatu dalam memperkuat upaya penanganan dampak bencana hidrometeorologi yang telah menimbulkan banyak korban jiwa serta kerusakan di berbagai daerah.
Hingga Rabu (3/12/2025), sebanyak 194 jiwa meninggal dunia dan 216 warga masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan. Banyak wilayah masih kesulitan dijangkau akibat akses terputus, cuaca yang tidak stabil, serta kerusakan infrastruktur yang parah.
Di Kabupaten Agam, kerusakan jalan dan jembatan membuat proses evakuasi warga menjadi lebih lambat. Di Pasaman Barat, kerusakan permukiman terjadi secara luas. Longsoran juga mengganggu layanan dasar di Kota Padang Panjang.
Kondisi serupa dialami oleh Kabupaten Tanah Datar, di mana banjir bandang menghanyutkan puluhan rumah dan merusak lahan pertanian. Kota Padang, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, dan beberapa daerah lainnya juga mencatat kerusakan berat serta korban jiwa.
Melihat luasnya dampak bencana ini, Mahyeldi menegaskan bahwa penanganan tidak boleh hanya dibebankan kepada daerah terdampak saja.
“Hari ini sebagian saudara kita sedang berjuang dalam kesedihan yang mendalam. Jangan biarkan mereka berdiri sendiri. Kita punya kewajiban moral, sosial, dan kemanusiaan untuk saling menguatkan,” ujarnya.
Ia meminta seluruh bupati dan wali kota segera menggerakkan sumber daya, mulai dari alat berat, SDM teknis, relawan, logistik hingga dukungan anggaran sesuai dengan kapasitas masing-masing.
“Saya meminta seluruh bupati dan wali kota untuk segera memberikan bantuan konkret. Penanganan bencana ini adalah tugas bersama sebagai satu kesatuan Sumatera Barat,” tambahnya.
Mahyeldi juga menekankan pentingnya koordinasi lintas daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten/kota dan BPBD Provinsi Sumbar agar bantuan yang dikirim tepat sasaran. Menurutnya, percepatan sinergi antardaerah akan meningkatkan peluang penyelamatan dan mempercepat pemulihan.
“Bencana boleh memisahkan jarak, tetapi tidak boleh memisahkan kepedulian. Mari berdiri bersama, kirimkan bantuan terbaik, dan tunjukkan bahwa Sumatera Barat adalah rumah besar yang selalu saling menjaga,” pungkasnya.
Tindakan Darurat yang Harus Dilakukan
Beberapa langkah darurat harus segera diambil untuk menghadapi situasi ini:
Pengumpulan Sumber Daya
Bupati dan wali kota diminta segera mengumpulkan sumber daya seperti alat berat, SDM teknis, relawan, dan logistik. Setiap daerah harus menyesuaikan kemampuan mereka dalam memberikan bantuan.Koordinasi Lintas Daerah
Koordinasi melalui BPBD kabupaten/kota dan BPBD Provinsi Sumbar sangat penting agar bantuan bisa sampai ke daerah yang paling membutuhkan.Pemantauan Cuaca dan Akses Jalan
Tim SAR dan petugas lokal harus terus memantau kondisi cuaca dan akses jalan agar dapat segera menangani situasi darurat.Dukungan Anggaran
Setiap daerah diperlukan untuk menyediakan anggaran sesuai kapasitasnya guna mendukung operasi penanganan bencana.
Peran Masyarakat dalam Penanganan Bencana
Selain peran pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting dalam penanganan bencana. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
Menjaga Kebersihan Lingkungan
Mencegah terjadinya genangan air yang bisa memicu banjir.Memperkuat Struktur Bangunan
Memastikan bangunan tahan terhadap gempa dan banjir.Meningkatkan Kesadaran akan Bencana
Mengikuti pelatihan dan simulasi bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Kepedulian Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Bencana memang bisa memisahkan jarak, tetapi tidak boleh memisahkan kepedulian. Dengan solidaritas dan komitmen bersama, Sumatera Barat bisa bangkit dari krisis ini. Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun organisasi swadaya, harus bekerja sama untuk memulihkan daerah yang terkena dampak.
Dengan langkah-langkah yang cepat dan kolaboratif, semoga para korban bisa segera pulih dan kehidupan kembali normal.

















