Penyaluran Pembiayaan Hijau yang Signifikan
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) berhasil mencatatkan penyaluran pembiayaan hijau atau green loan sebesar Rp 73,4 triliun selama tahun 2024. Angka ini menunjukkan bahwa pembiayaan hijau menyumbang sekitar 9,46 persen dari total kredit BNI yang mencapai Rp 775,9 triliun. Hal ini menjadikan BNI sebagai bank BUMN dengan porsi pembiayaan hijau terbesar pada tahun lalu.
Salah satu proyek strategis yang mendapatkan dukungan pembiayaan hijau dari BNI adalah PT Geo Dipa Energi (Persero) dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), serta berbagai kebutuhan operasional perusahaan. Dengan adanya dukungan ini, BNI menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan proyek energi hijau nasional dan mempercepat transisi menuju energi bersih di Indonesia.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menjelaskan bahwa pembiayaan hijau merupakan bentuk nyata dukungan BNI terhadap proyek energi hijau. “Pembiayaan ini merupakan wujud nyata dukungan BNI terhadap pengembangan proyek energi hijau nasional, sekaligus upaya mempercepat transisi energi bersih di Indonesia,” ujar Okki melalui keterangan pers.
Kerja Sama Strategis dengan PT Geo Dipa Energi
Komitmen BNI juga terlihat melalui penandatanganan perjanjian Commitment on Green Project and Operation Financing for 500MW Geothermal Energy Development antara SEVP Wholesale Solutions & Value Chain BNI Pancaran Affendi dan Direktur Utama Geo Dipa, Yudistian Yunis. Perjanjian ini menjadi bukti komitmen BNI dalam mendukung pengembangan energi geothermal yang ramah lingkungan.
Menurutnya, pembiayaan hijau BNI banyak diarahkan ke sektor energi terbarukan, efisiensi energi, transportasi rendah emisi, proses manufaktur ramah lingkungan, dan fasilitas green trade finance. Portofolio green loan anggota Himbara ini terus menunjukkan pertumbuhan kuat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, pertumbuhannya melebihi pertumbuhan pembiayaan sosial, yang menegaskan bahwa fokus BNI tidak hanya pada keberlanjutan secara ekonomi, tetapi juga pada pembangunan ekonomi rendah karbon.
Dampak Lingkungan yang Signifikan
Dampak lingkungan dari pembiayaan hijau BNI turut terlihat melalui realisasi green bond senilai Rp 4,36 triliun pada 2024. Diperkirakan, green bond ini mampu mengurangi emisi hingga 1,44 juta ton CO2 pada tahun tersebut. Ini menunjukkan bahwa BNI tidak hanya fokus pada aspek finansial, tetapi juga pada kontribusi positif terhadap lingkungan.
Selain itu, BNI terus memperkuat kerangka Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui penyusunan taksonomi internal, penilaian risiko lingkungan dan sosial dalam proses kredit, serta pengembangan produk-produk pembiayaan hijau seperti panel surya dan perdagangan berkelanjutan.
Potensi Sebagai Role Model
Dengan agresivitas penyaluran pembiayaan hijau, BNI dipandang memiliki potensi besar menjadi role model dalam implementasi green financing di sektor perbankan nasional. Melihat tren peningkatan proyek energi terbarukan dan pembangunan infrastruktur hijau pada tahun 2025-2026, BNI diperkirakan akan terus memperkuat posisinya sebagai motor pendanaan transisi energi di Indonesia.

















