Sejarah Singkat Pizza: Dari Roti Murah Hingga Ikone Kuliner Dunia
Pizza, makanan yang kini menjadi simbol global dari kenyamanan dan kelezatan, memiliki sejarah panjang yang berakar dari jalanan Napoli, Italia. Awalnya, pizza bukanlah hidangan mewah, melainkan roti pipih murah yang dijual kepada masyarakat kelas pekerja. Kini, ia menjelma menjadi ikon kuliner dunia yang hadir di hampir setiap sudut kota.
Bentuk awal pizza sudah dikenal sejak zaman Yunani dan Romawi kuno, berupa roti pipih yang diberi topping sederhana seperti minyak zaitun dan rempah. Namun, transformasi besar terjadi di abad ke-18 ketika masyarakat Napoli mulai menambahkan tomat ke atas roti tersebut, menciptakan cikal bakal pizza modern.
Pizza Margherita, yang kini menjadi simbol klasik, lahir pada tahun 1889 saat koki Raffaele Esposito mempersembahkan pizza kepada Ratu Margherita dari Savoy. Ia menggunakan warna bendera Italia, seperti warna merah dari tomat, putih dari mozzarella, dan hijau dari daun basil. Pizza ini dibuat untuk menghormati Ratu dan menyatukan rasa nasionalisme.
Meski awalnya hanya populer di Italia Selatan, migrasi besar-besaran orang Italia ke Amerika Serikat pada awal abad ke-20 membawa pizza ke dunia baru. Di kota-kota seperti New York dan Chicago, pizza mulai dijual di restoran kecil milik imigran dan perlahan menarik perhatian warga lokal.
Seiring waktu, pizza mengalami banyak modifikasi. Di Amerika, lahirlah gaya deep dish dan stuffed crust. Di Jepang, topping seperti jagung dan mayones menjadi favorit. Pizza adalah kanvas global yang bisa diisi dengan budaya lokal.
UNESCO bahkan mengakui seni membuat pizza Neapolitan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2017. Pengakuan ini menegaskan bahwa pizza bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari identitas budaya Italia yang mendunia.
Rata-rata orang Italia mengonsumsi sekitar 8 kilogram pizza per tahun, sementara warga Amerika bisa mencapai 10 kilogram. Tak ada makanan Italia lain yang bisa menyaingi popularitas pizza.
Kini, pizza tidak hanya dijual di restoran mewah, tapi juga hadir dalam bentuk beku di supermarket, dijajarkan oleh pedagang kaki lima, dan bahkan menjadi menu wajib di pesta ulang tahun anak-anak. Popularitasnya melintasi usia, kelas sosial, dan batas negara.
Meskipun telah mengalami banyak adaptasi, pizza Neapolitan tetap dijaga keasliannya oleh para pizzaiolo di Napoli. Mereka menggunakan adonan fermentasi lambat, tomat San Marzano, dan mozzarella di bufala sebagai bahan utama. Kami tidak hanya membuat makanan, kami menjaga tradisi.
Perjalanan pizza dari roti murah hingga menjadi ikon kuliner dunia adalah bukti bahwa makanan bisa menjadi jembatan budaya. Ia menghubungkan masa lalu dan masa kini, lokal dan global, sederhana dan istimewa.
Dengan sejarah yang kaya dan rasa yang tak lekang oleh waktu, pizza terus berkembang tanpa kehilangan akarnya. Dari gang sempit Napoli hingga restoran bintang lima di Tokyo, pizza tetap menjadi simbol kelezatan yang menyatukan dunia.

















