PLN Gelar “EVenture” Lintas Provinsi, Uji Kesiapan Infrastruktur Kendaraan Listrik Jelang Libur Akhir Tahun
Menjelang lonjakan mobilitas masyarakat pada periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), PT PLN (Persero) mengambil langkah proaktif yang tidak lazim. Lebih dari sekadar mengandalkan simulasi dan laporan teknis, PLN memilih untuk turun langsung ke lapangan melalui kegiatan “PLN Mobile EVenture Siaga Kesiapan SPKLU”. Acara ini dirancang sebagai uji coba nyata untuk memastikan kesiapan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai jalur strategis yang akan dilalui oleh para pemudik dan wisatawan.
Kegiatan PLN Mobile EVenture 2025 ini telah sukses dilaksanakan, melintasi sejumlah provinsi mulai dari Lampung hingga berakhir di Surabaya, Jawa Timur. Perjalanan lintas provinsi ini tidak hanya sekadar konvoi kendaraan listrik, melainkan sebuah stress test lapangan yang komprehensif untuk memastikan seluruh ekosistem kendaraan listrik siap melayani masyarakat pada momen puncak akhir tahun. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak penting, termasuk perwakilan dari PLN Direktorat Retail dan Niaga, PLN Icon Plus, Agen Pemegang Merek (APTM) kendaraan listrik, kementerian terkait seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perhubungan, Kementerian Dalam Negeri, serta komunitas pecinta mobil listrik.
Perjalanan Lintas Sumatera-Jawa: Menguji Ketahanan Infrastruktur Pengisian Daya
Rombongan PLN Mobile EVenture memulai perjalanannya dari Lampung, menembus jalur Trans Sumatra yang ikonik, sebelum menyeberang menuju Pulau Jawa melalui rute Bakauheni-Merak. Setibanya di Pulau Jawa, perjalanan dilanjutkan melintasi Banten, Jakarta, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, dan akhirnya mencapai puncaknya di Surabaya, Jawa Timur.
Executive Vice President Pengembangan Produk Niaga PLN, Ririn Rachmawardini, menjelaskan bahwa perjalanan ini berlangsung selama empat hari penuh. Agenda utamanya adalah melakukan pengecekan mendalam terhadap kesiapan SPKLU di area rest area serta di kota-kota yang diproyeksikan menjadi destinasi utama pengguna kendaraan listrik selama libur Nataru.

Dalam rangkaian kegiatan ini, PLN secara aktif menggandeng berbagai pemangku kepentingan. Keterlibatan ini mencakup kementerian teknis yang relevan, asosiasi pengguna kendaraan listrik, mitra ATPM, komunitas pemilik kendaraan listrik, hingga unit-unit internal PLN sendiri. “Kami melaksanakan PLN Mobile EVenture ini sejak Senin sampai Kamis, dari Lampung hingga Surabaya. Bersama para stakeholder, kami mengecek kondisi SPKLU di setiap rest area maupun kota besar yang berpotensi menjadi tujuan mobilisasi pengguna EV di libur Natal dan Tahun Baru,” ujar Ririn.
Kolaborasi Lintas Sektor: Menyelaraskan Program dan Kepentingan Bersama
PLN menyadari bahwa kesuksesan dalam menghadapi momen Nataru memerlukan sinergi yang kuat. Oleh karena itu, EVenture ini dirancang sebagai platform kolaborasi lintas sektor. Keterlibatan kementerian mulai dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Dalam Negeri, hingga kementerian yang menangani urusan infrastruktur bertujuan untuk menyelaraskan kesiapan masing-masing sektor dalam menghadapi lonjakan mobilitas Nataru.
Menurut Ririn, tujuan utama dari kolaborasi ini adalah untuk menyatukan program dan memastikan kesiapan siaga Nataru dari PLN berjalan selaras dengan kewenangan dan perhatian dari masing-masing kementerian. Hal ini mencakup aspek teknis operasional, perencanaan jarak tempuh, hingga kesiapan infrastruktur pendukung lainnya. “Tujuan kami adalah meng-inline-kan program. Kesiapan siaga Nataru dari PLN harus sejalan dengan perhatian dan kewenangan masing-masing kementerian, baik dari sisi teknis, jarak tempuh, hingga infrastruktur pendukung,” tegas Ririn.
EVenture Sebagai Uji Nyata, Bukan Sekadar Simulasi Teknis
Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero), Adi Priyanto, menekankan bahwa nilai paling krusial dari EVenture terletak pada pengalaman langsung di lapangan. Dengan menggerakkan lebih dari sepuluh kendaraan listrik dalam satu rombongan, PLN mampu memetakan kondisi riil di lapangan, termasuk potensi antrean, waktu tunggu pengisian daya, serta respons sistem SPKLU saat digunakan secara bersamaan.
“Ketika kita mampir bersama-sama ke satu SPKLU, kita bisa melihat antreannya seperti apa. Dari situ kita bisa simpulkan, apakah perlu penambahan unit atau penguatan backup. Ini penting agar mudik Nataru dengan kendaraan listrik bisa benar-benar nyaman,” ujar Adi.
Adi juga menyoroti potensi peningkatan jumlah pengguna kendaraan listrik pada Nataru kali ini, seiring dengan semakin banyaknya varian mobil listrik baru yang hadir di pasar. Ia menambahkan bahwa momen libur akhir tahun seringkali menjadi kesempatan pertama bagi masyarakat untuk mencoba melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan kendaraan listrik.

Dari perjalanan EVenture ini, PLN berhasil mengumpulkan beragam masukan yang berharga. Masukan tersebut tidak hanya terbatas pada aspek performa teknis SPKLU, tetapi juga mencakup elemen non-teknis seperti penyampaian informasi yang lebih baik kepada pengguna. Ririn mengungkapkan bahwa perbedaan karakteristik kendaraan listrik, mulai dari kapasitas baterai hingga jenis charger yang digunakan, menuntut adanya edukasi yang lebih jelas kepada masyarakat. Minimnya informasi yang memadai berpotensi memicu penumpukan pengguna di satu titik pengisian daya. “Masukan yang kami terima sangat banyak. Ada yang perlu kami akselerasi, terutama dalam menyampaikan informasi kepada pelanggan, agar pengguna EV merasa lebih tenang dan perjalanan mereka lebih nyaman,” ujar Ririn.
Pemerintah Menguji Kesiapan, Bukan Sekadar Mempersiapkan
Dari perspektif pemerintah, Arianto Wibowo menegaskan bahwa EVenture merupakan bagian integral dari upaya negara untuk memastikan transisi menuju kendaraan listrik berjalan dengan aman dan andal, terutama pada momen krusial seperti Natal dan Tahun Baru. Ia menggambarkan EVenture sebagai sebuah stress test langsung terhadap kesiapsiagaan infrastruktur pengisian kendaraan listrik di jalur mudik Sumatra–Jawa.
“Melalui kegiatan ini, kami memastikan SPKLU benar-benar siap mendukung mobilitas masyarakat saat Nataru. Tidak hanya berfungsi normal, tetapi juga mampu merespons kondisi darurat, seperti kendaraan kehabisan daya di tengah perjalanan,” ujar Arianto Wibowo. Menurut Arianto, pengujian ini sangat penting untuk memastikan bahwa infrastruktur kendaraan listrik tidak hanya berhenti pada pembangunan fisik semata, tetapi juga dilengkapi dengan sistem layanan, komunikasi, dan respons cepat yang terintegrasi.
Petugas Siaga, Layanan Panggilan 24 Jam, dan Solusi SPKLU Bergerak
Sebagai tindak lanjut dari temuan selama EVenture, PLN telah menyiapkan langkah-langkah konkret. Seluruh posko SPKLU akan disiagakan dengan petugas selama periode siaga Nataru. Setiap SPKLU akan beroperasi dengan sistem kerja tiga shift, didukung oleh layanan call center khusus SPKLU yang beroperasi 24 jam penuh.
PLN juga menyiapkan solusi darurat berupa SPKLU Bergerak (Mobile). Unit ini akan dikerahkan jika terjadi kepadatan yang signifikan atau kendala teknis di lokasi SPKLU tertentu. Langkah proaktif ini bertujuan untuk memastikan pengguna kendaraan listrik tidak terjebak dalam situasi tanpa layanan di tengah perjalanan.
PLN terus mendorong pemanfaatan aplikasi PLN Mobile sebagai pusat kendali utama bagi pengguna kendaraan listrik. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat dengan mudah mengetahui lokasi SPKLU terdekat, memanfaatkan fitur trip planner untuk merencanakan perjalanan, memantau ketersediaan charger, hingga menerima notifikasi otomatis saat proses pengisian daya telah selesai. Ririn menegaskan bahwa fitur-fitur ini dirancang secara khusus untuk meminimalkan risiko antrean dan meningkatkan rasa aman serta kenyamanan pengguna selama melakukan perjalanan jauh.
SPKLU Center dan Peran Sektor Swasta dalam Ekosistem Kendaraan Listrik
Rangkaian EVenture ini juga menjadi momen penting untuk meninjau dan meresmikan sejumlah SPKLU Center baru, termasuk yang berlokasi di Bandung. SPKLU Center ini dirancang dengan kapasitas pengisian daya yang lebih besar dan fasilitas yang lebih komprehensif dibandingkan dengan SPKLU reguler. PLN secara aktif mendorong keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan SPKLU Center sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan dan inklusif.
Dalam rangkaian EVenture, rombongan juga berkesempatan meninjau kesiapan SPKLU Center di beberapa titik strategis lainnya. Dengan teknologi ultra fast charging, waktu pengisian daya kendaraan listrik dapat dipersingkat secara signifikan, yaitu menjadi sekitar 20 hingga 30 menit saja.
Cyrillus Harinowo, Komisaris PT Energi Anugerah Divina, menilai bahwa pengembangan SPKLU Center merupakan elemen krusial dalam membangun kepercayaan publik terhadap kendaraan listrik. “Kami bersyukur dapat bermitra dengan PLN dalam pengembangan SPKLU Center, seperti di Bandung, Bekasi, hingga Semarang. Dengan pengisian cepat, pengguna EV tidak perlu khawatir saat melakukan perjalanan jauh,” kata Cyrillus. Ia menambahkan, keterlibatan sektor swasta dalam pengembangan SPKLU Center menunjukkan bahwa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia mulai terbentuk secara kolaboratif dan berkelanjutan.
Pengalaman Pengguna: Bukti Kesiapan Nyata di Lapangan
Kesiapan ekosistem kendaraan listrik juga tercermin jelas dari pengalaman para peserta EVenture itu sendiri. Farik Kusmayadi, seorang peserta EVenture dari PLN Energi Services, melaporkan bahwa perjalanan dari Lampung ke Surabaya berjalan lancar dan aman. Pengujian kendaraan dan SPKLU dilakukan tanpa kendala berarti, termasuk pada SPKLU Center yang baru saja beroperasi. “Kalaupun ada kendala sinyal, sudah diantisipasi dengan sistem RFID dan petugas siaga. Ini membuat pengguna EV tidak perlu ragu,” ujarnya.
Pendapat serupa disampaikan oleh Taufik Adi, seorang warga Solo yang tinggal di Yogyakarta. Ia mengungkapkan bahwa pengisian daya kendaraan listrik sudah menjadi rutinitasnya, bahkan bisa dilakukan dua hingga empat kali dalam sebulan. “Selama di SPKLU di sini belum ada kendala, paling ya cuma masih adaptasi karena baru pakai EV dan biasanya ke pom bensin, jadi ini di SPKLU. Fasilitasnya bagus, AC dingin, terus yang non-smoking juga bagus, semuanya masih oke. Yang saya rasakan beberapa bulan ini nyaman, di kota-kota lain juga sudah tersedia, jadi nggak terlalu memikirkan ngecasnya. Petugas yang melayani sangat membantu, apalagi kita baru di penggunaan ini (user EV),” jelas Taufik dengan antusias.
Terkait dengan perkembangan ekosistem kendaraan listrik yang semakin meluas di berbagai daerah, Taufik memprediksi bahwa kebutuhan akan SPKLU akan terus meningkat di masa mendatang, seiring dengan kebutuhan akan petugas yang terlatih dan sosialisasi yang lebih intensif mengenai kendaraan listrik. “Mungkin di beberapa bulan atau beberapa tahun ini perlu petugas yang standby, karena masih banyak penggunaan EV yang baru, jadi lebih agar ngecasnya atau mengisi di SPKLU ini lebih nyaman. Saya sendiri merasa sangat nyaman, belum ada kendala,” terang Taufik. Ia juga menambahkan bahwa fitur kenyamanan dan keselamatan pada kendaraan listrik umumnya lebih lengkap, serta efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Bagi masyarakat yang berencana menggunakan kendaraan listrik, Taufik menyarankan untuk mempelajari terlebih dahulu karakteristik EV yang akan digunakan, terutama terkait jarak tempuh (range) dan teknologi baterainya, karena teknologi terus berkembang menjadi lebih baik.
Menyongsong Nataru: Membangun Kepercayaan Pengguna Kendaraan Listrik
Menutup rangkaian EVenture di Surabaya, PLN menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga keandalan layanan SPKLU selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Adi Priyanto menyampaikan bahwa pengalaman langsung di lapangan menjadi modal paling berharga untuk membangun kepercayaan publik. “Kalau masyarakat merasakan mudik Nataru dengan kendaraan listrik itu aman dan nyaman, maka animo penggunaan kendaraan listrik akan meningkat dengan sendirinya,” kata Adi.
Melalui kegiatan PLN Mobile EVenture Siaga Kesiapan SPKLU ini, PLN tidak hanya memastikan kesiapan infrastruktur pengisian daya, tetapi juga menegaskan perannya sebagai pengawal mobilitas nasional yang andal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan di momen krusial akhir tahun. Dengan dukungan kuat dari pemerintah, kolaborasi sinergis dengan sektor swasta, kesiapan operasional PLN, serta pengalaman positif yang dirasakan oleh para pengguna, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia kini memasuki fase yang lebih matang dan siap untuk melayani kebutuhan mobilitas masyarakat pada puncak perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.














