Sega Rejeng: Permata Kuliner Purbalingga yang Unik dan Berpotensi Ekonomi
Dalam hiruk pikuk Creative Fusion Festival 2025 yang diselenggarakan di GOR Indoor Sasana Krida Perwira, Purbalingga, pada Rabu, 10 Desember 2025, sebuah hidangan tradisional bernama Sega Rejeng resmi diperkenalkan. Kehadirannya menjadi sorotan utama, tidak hanya karena cita rasanya yang berbeda, tetapi juga karena kekayaan bahan-bahan lokal autentik yang menjadi pondasinya. Sega Rejeng bukan sekadar nasi biasa; ia adalah representasi dari kekayaan kuliner khas Desa Karangjengkol yang kini siap mendunia.
Sukirman, seorang warga Desa Karangjengkol yang menjadi saksi dan pelaku dalam pengembangan Sega Rejeng, menjelaskan bahwa hidangan ini berpusat pada nasi yang disajikan bersama sayuran khas daun rejeng. Daun rejeng sendiri merupakan tanaman endemik yang tumbuh subur di dataran tinggi Karangjengkol, termasuk dalam keluarga besar bawang-bawangan. Keistimewaan rejeng tidak berhenti pada daunnya saja, melainkan juga umbinya yang dapat diolah menjadi berbagai sajian lezat.
“Semua dari pangan lokal, bahan baku lokal. Antara lain nasi jagung dan nasi beras merah. Renjeng itu sendiri sayuran endemik dari dataran tinggi Karangjengkol, dan bisa diolah dari umbi sampai daunnya,” ungkap Sukirman dengan antusias.
Lebih lanjut, kelezatan Sega Rejeng semakin lengkap dengan tambahan aneka sayuran lain seperti pakis yang segar, serta beragam pilihan lauk pauk yang menggugah selera. Mulai dari tahu dan tempe goreng yang renyah, olahan ayam yang gurih, telur yang lezat, hingga ikan asin yang memberikan sentuhan rasa khas Nusantara. Sukirman menegaskan bahwa penciptaan Sega Rejeng ini merupakan sebuah upaya kreatif yang tak hanya bertujuan untuk menghadirkan hidangan lezat, tetapi juga untuk mengangkat potensi lokal menjadi sebuah sajian yang memiliki nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Karangjengkol.
Dukungan Penuh untuk Inovasi Kuliner Lokal
Inisiatif Desa Karangjengkol dalam memperkenalkan Sega Rejeng mendapatkan sambutan hangat dan dukungan penuh dari berbagai pihak. Kepala Desa Karangjengkol, Sutirah, secara tegas menyatakan komitmen pemerintah desa untuk terus mendukung perkembangan kuliner khas ini.
“Pemdes Karangjengkol mensupport dengan adanya Sega Rejeng ini. Mudah-mudahan nanti akan makin populer dan bisa menambah income warga,” ujar Sutirah penuh harap. Dukungan ini menjadi fondasi penting bagi Sega Rejeng untuk tumbuh dan berkembang.
Senada dengan pemerintah desa, Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Dinkop UKM) juga memberikan apresiasi tinggi. Sekretaris Dinkop UKM Kabupaten Purbalingga, Adi Purwanto, menilai bahwa Sega Rejeng memiliki identitas yang sangat kuat dan unik.
“Sega Rejeng ini menurut kami sangat unik dan punya ciri khas yang kuat. Kuliner seperti ini hanya ada di Purbalingga dan sebelumnya belum pernah benar-benar diperkenalkan. Ini sesuatu yang luar biasa, karena hanya ditemui di Karangjengkol,” ungkap Adi Purwanto. Ia menambahkan bahwa keunikan ini menjadi daya tarik tersendiri yang patut terus dipromosikan. Adi Purwanto juga secara aktif mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan untuk terus memberikan dukungan yang berkelanjutan bagi produk-produk lokal agar dapat berkembang lebih pesat dan mencapai potensi maksimalnya.
Creative Fusion Festival 2025: Panggung Kolaborasi dan Ekonomi Kreatif
Kehadiran Sega Rejeng di Creative Fusion Festival 2025 bukanlah kebetulan. Festival yang berlangsung selama dua hari, 10 hingga 11 Desember 2025 ini, dirancang sebagai wadah kolaborasi yang komprehensif untuk menggabungkan berbagai unsur penting dalam pembangunan Purbalingga.
Festival ini menghadirkan beragam kegiatan menarik yang mencakup:
- UMKM Corner & Go Online: Memberikan ruang bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memamerkan produk mereka sekaligus mendorong adaptasi digital.
- Fashion Show: Menampilkan karya desainer lokal dan tren busana terkini.
- Zona Kreasi: Area yang didedikasikan untuk inovasi dan kreativitas berbagai bidang.
- Seminar dan Workshop Kreatif: Menggali pengetahuan dan keterampilan baru di sektor ekonomi kreatif.
- Business Matching: Memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha dan investor.
- Art Exhibition: Pameran karya seni yang memukau.
- Live Music: Hiburan musik yang menyemarakkan suasana.
Adi Purwanto menjelaskan lebih lanjut mengenai visi di balik festival ini. “Festival ini menggabungkan seluruh unsur yang ada di Purbalingga, kearifan lokal, ekonomi kreatif, UMKM, dan pariwisata. Kita meleburkan diri, bergerak bersama untuk membangun Purbalingga,” tegasnya. Ia berharap, melalui kolaborasi yang kuat ini, berbagai manfaat dapat dirasakan secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat Purbalingga, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat identitas budaya daerah. Sega Rejeng, dengan segala keunikan dan potensinya, menjadi salah satu bukti nyata dari semangat kolaborasi dan inovasi yang digaungkan dalam festival ini.

















