Dunia bulu tangkis Indonesia tengah bergairah dengan munculnya pasangan ganda putra muda, Raymond Indra/Nikolaus Joaquin, yang digadang-gadang memiliki gaya permainan unik, berbeda dari ciri khas yang melekat pada Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, atau yang lebih dikenal dengan julukan “The Minions”.
Raymond/Joaquin, dengan usia rata-rata 21 tahun, telah menunjukkan grafik peningkatan yang signifikan dalam berbagai turnamen BWF (Badminton World Federation). Konsistensi mereka dalam mencapai babak final dalam empat turnamen terakhir menjadi bukti nyata potensi besar yang mereka miliki. Meskipun sempat mengalami kekalahan di Al Ain Masters dan Korea Masters, mereka berhasil membuktikan kualitasnya dengan meraih gelar juara di Australia Open 2025.
Prestasi gemilang di Australia Open 2025 semakin mengukuhkan nama Raymond/Joaquin di kancah bulu tangkis internasional. Dalam turnamen BWF Super 500 tersebut, mereka berhasil menaklukkan tiga pasangan ganda putra asal Malaysia, yakni Choong Hon Jian/Haikal Muhammad, Man Wei Chong/Kai Wun Tee, dan Goh Sze Fei/Nur Izzuddin. Ketiga pasangan Malaysia tersebut harus mengakui keunggulan Raymond/Joaquin di setiap babak turnamen.
Puncak penampilan Raymond/Joaquin terjadi di partai final Australia Open 2025, di mana mereka berhadapan dengan seniornya, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, yang juga tengah menunjukkan performa yang meningkat. Kemenangan atas Fajar/Fikri tersebut seolah mengingatkan para penggemar bulu tangkis akan era kejayaan “The Minions” yang selalu tampil menghibur dan penuh semangat.
Kehebatan Raymond/Joaquin bahkan mendapat pengakuan dari mantan pebulu tangkis Inggris, Chris Langridge. Menurut Langridge, gelar juara Australia Open merupakan impian bagi Raymond/Joaquin, terlebih performa mereka terus meningkat di setiap babak. Ia juga menyoroti gaya bermain Raymond/Joaquin yang sangat berani dan penuh percaya diri.
“Sudah jelas, gelar Australian Open adalah impian mereka, apalagi performa mereka terus membaik di setiap putaran dan gaya bermainnya sangat berani,” ujar Langridge. Ia menambahkan bahwa Raymond/Joaquin memiliki karisma dan karakter yang kuat, serta selalu tampil dengan senyum dan penuh percaya diri. Hal inilah yang membuat banyak orang melihat kemiripan antara mereka dengan “The Minions”.
Meskipun mengakui adanya beberapa kesamaan antara Raymond/Joaquin dengan “The Minions”, Langridge juga menekankan perbedaan mendasar di antara keduanya. Menurutnya, “The Minions” lebih banyak menonjol karena keunikan Kevin Sanjaya dalam permainannya. Kevin memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengeksekusi pukulan-pukulan sulit, bahkan seolah melampaui hukum fisika. Sementara itu, Marcus Fernaldi Gideon selalu tampil solid, konsisten, dan menjadi penopang penting bagi Kevin.
Namun, Langridge menilai bahwa Raymond/Joaquin memiliki gaya bermain yang tidak dimiliki oleh Kevin/Marcus. Kekompakan Raymond/Joaquin terlihat jelas dari cara mereka melakukan rotasi di lapangan. Sementara itu, Kevin/Marcus lebih sering mempertahankan peran yang tetap tanpa banyak perpindahan posisi.
Berikut adalah beberapa perbedaan gaya bermain Raymond/Joaquin dan Kevin/Marcus yang diungkapkan oleh Chris Langridge:
Rotasi Cepat dan Saling Mengisi Ruang: Raymond/Joaquin mampu bermain dengan rotasi cepat dan saling mengisi ruang di lapangan. Mereka selalu menutup celah atau mengejar bola dengan inisiatif tanpa ragu. Salah satu pemain akan melakukan cover ketika pemain lainnya bergerak.
- “Salah satu pemain akan melakukan cover,” kata Langridge.
- “Salah satu pemain akan bergerak dan pemain lainnya melakukan cover dengan sangat baik.”
- “Cara mereka bergerak di sekitar satu sama lain, terkadang hampir sempurna,” imbuhnya.
- Fleksibilitas Tempo: Raymond/Joaquin mampu mengubah tempo permainan dengan fleksibel ketika terjadi rally point.
Agresivitas di Depan Net: Siapa pun yang berada di depan net, mereka sangat aktif dan menjaga area tersebut dengan ketat.
“Siapa pun yang ada di net, mereka sangat aktif.”
- “Tidak ada keraguan dan mereka menjaga dengan ketat,” tutur Langridge.
Raymond/Joaquin menjadi harapan baru bagi Indonesia di sektor ganda putra, di samping performa konsisten yang mulai ditunjukkan oleh Fajar/Fikri. Kehadiran mereka diharapkan dapat membangkitkan kembali kejayaan ganda putra Indonesia di masa mendatang.
Namun, baik Raymond/Joaquin maupun Fajar/Fikri tidak diturunkan dalam ajang SEA Games 2025. Hal ini memberikan mereka kesempatan untuk memanfaatkan waktu jeda guna meningkatkan performa. Terutama bagi Fajar/Fikri yang akan tampil di BWF World Tour Finals pada pekan berikutnya. Diharapkan, kedua pasangan ini dapat terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi Indonesia di kancah bulu tangkis internasional.

















