Rupiah Menguat di Awal Perdagangan, Namun Proyeksi Defisit Fiskal Jangka Menengah Menjadi Sorotan
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren positif pada pembukaan perdagangan hari Senin, 22 Desember 2025. Penguatan ini sejalan dengan performa sejumlah mata uang Asia lainnya yang juga menunjukkan tenaga pada hari yang sama.
Berdasarkan data yang tercatat di pasar keuangan, Rupiah dibuka dengan kenaikan tipis sebesar 0,01% dan diperdagangkan pada angka Rp16.748,50 per Dolar AS. Sementara itu, indeks yang mengukur kekuatan Dolar AS secara keseluruhan mengalami sedikit penguatan sebesar 0,02%, mencapai level 98,61.
Performa positif Rupiah tidak berdiri sendiri. Beberapa mata uang regional lainnya turut mencatatkan penguatan yang signifikan. Yen Jepang terpantau menguat 0,31%, Dolar Singapura naik 0,03%, Dolar Taiwan menguat 0,16%, dan Won Korea menguat 0,01%. Di luar itu, Rupee India memimpin penguatan dengan lonjakan 1,07%, diikuti oleh Baht Thailand yang menguat 0,15%, dan Peso Filipina yang naik 0,13%.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Dolar AS
Sebelumnya, penguatan indeks Dolar AS pada pekan lalu dipicu oleh penurunan Indeks Harga Konsumen (CPI) inti Amerika Serikat pada bulan November 2025. Data ini menunjukkan angka terendah sejak awal tahun 2021, yang mengindikasikan adanya meredanya tekanan inflasi di negara Paman Sam tersebut.
Namun, para ekonom memberikan catatan penting terkait potensi distorsi data. Penutupan pemerintahan AS yang berlangsung selama 43 hari sebelumnya dikhawatirkan dapat memengaruhi akurasi beberapa data yang dikumpulkan untuk rilis tersebut.
Meskipun inflasi di AS menunjukkan tren penurunan, yang secara teori dapat meningkatkan ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed), respons pasar terhadap data tersebut masih diwarnai skeptisisme. Hal ini disebabkan oleh data pasar tenaga kerja AS yang dilaporkan cukup solid oleh Departemen Tenaga Kerja AS, memberikan gambaran yang berbeda mengenai kondisi ekonomi riil.
Selain itu, sentimen global turut memengaruhi pasar keuangan. Pernyataan Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis lalu yang menyatakan keyakinannya bahwa pembicaraan untuk mengakhiri konflik di Ukraina hampir mencapai titik terang, menjelang pertemuan penting antara AS dan pejabat Rusia pada akhir pekan, memberikan sedikit kelegaan di pasar.
Tantangan Kesehatan Fiskal Indonesia
Bergeser ke dalam negeri, Bank Dunia baru-baru ini mengeluarkan peringatan mengenai kesehatan fiskal Indonesia dalam jangka menengah. Terdapat proyeksi bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus melebar secara konsisten, bahkan berpotensi mendekati batas psikologis 3% hingga tahun 2027.
Fenomena ini diperkirakan terjadi sebagai akibat dari penurunan rasio pendapatan negara yang masuk ke kas negara, serta peningkatan beban utang pemerintah yang terus bertambah. Analisis dari para pengamat pasar memperkirakan bahwa defisit fiskal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan akan mencapai 2,9% pada tahun 2027.
Angka proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi defisit pada bulan Oktober 2025 yang tercatat sebesar 2,0% terhadap PDB. Selain itu, proyeksi ini juga melampaui target defisit yang tertuang dalam Undang-Undang APBN 2026, yang mematok defisit pada level 2,7%.
Konsekuensi langsung dari stagnasi pendapatan negara dan pelebaran defisit fiskal adalah peningkatan rasio utang pemerintah terhadap PDB. Hal ini menjadi perhatian serius karena dapat memengaruhi stabilitas keuangan negara dalam jangka panjang.
Proyeksi Perdagangan Rupiah Hari Ini
Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen global dan domestik tersebut, para analis memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Senin (22/12/2025), pergerakan Rupiah terhadap Dolar AS akan cenderung fluktuatif. Ada kecenderungan bahwa Rupiah akan ditutup melemah pada kisaran Rp16.750 hingga Rp16.780 per Dolar AS. Tingkat volatilitas ini mencerminkan ketidakpastian pasar dalam menafsirkan data ekonomi dan perkembangan geopolitik terkini.
U.S. DOLLAR / INDONESIAN RUPIAH – TradingView

















