JAKARTA — Perayaan Santa Rally yang biasanya terjadi menjelang akhir tahun, kini muncul lebih awal di Bursa Efek Indonesia. Kenaikan harga saham yang dinantikan menjelang penutupan laporan keuangan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru pada perdagangan kemarin. Optimisme pasar ini didorong oleh beberapa faktor seperti sentimen musiman window dressing, kebijakan likuiditas Bank Indonesia (BI), serta harapan pelonggaran kebijakan moneter global.
Beberapa analis memperkirakan bahwa IHSG akan terus menguat dan menembus level 8.700 hingga 8.900 sebelum akhir tahun 2025. Abida Massi Armand dari BRI Danareksa Sekuritas menyampaikan bahwa koreksi wajar di awal Desember adalah bagian dari fase konsolidasi sehat. “Secara keseluruhan, arah pergerakan tetap positif seiring pola musiman window dressing yang secara historis mendukung kenaikan pasar,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (2/12/2025).
Menurut Abida, IHSG berpotensi menjaga tren penguatan selama indeks mampu bertahan di atas support 8.350–8.450. Sektor keuangan diperkirakan menjadi motor utama reli tutup tahun, terutama saham big caps seperti BBCA dan BBRI yang menjadi target utama aksi window dressing. Kebijakan likuiditas makroprudensial BI juga dinilai efektif dalam meningkatkan kapasitas penyaluran kredit, sehingga memperkuat sentimen pasar.
Rotasi antarsektor diperkirakan masih berlanjut, namun minat investor menjelang akhir tahun cenderung berpihak pada saham big caps yang likuid dan mid-caps dengan sinyal teknikal solid. Arah kebijakan The Fed menjadi faktor eksternal penting. Harapan pemangkasan suku bunga dipandang mampu meningkatkan selera risiko dan menopang rupiah. Abida menilai bahwa sinyal dovish berpotensi menarik kembali arus modal asing ke pasar domestik. Namun, koreksi harga komoditas seperti batu bara dan CPO tetap perlu diwaspadai sebagai penekan kinerja saham-saham berbasis sumber daya.
Optimisme juga datang dari pengelola dana global. Citigroup memperkirakan IHSG dapat melampaui 9.000 pada tahun depan. Analis Citi seperti Helmi Arman dan Rohit Garg memproyeksikan kenaikan sekitar 10% sehingga indeks berpeluang mencapai 9.250. Proyeksi ini ditopang belanja pemerintah serta penurunan suku bunga yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pemulihan sektor perbankan diperkirakan semakin kuat didorong oleh biaya pendanaan yang lebih murah dan pertumbuhan kredit yang meningkat. Emiten konsumer seperti AMRT dan MYOR serta bank-bank seperti BRIS, BBNI, dan BBRI diperkirakan menerima manfaat langsung dari peningkatan konsumsi dan lingkungan suku bunga yang lebih rendah.
Sementara itu, rupiah tercatat melemah sekitar 3,5% sepanjang tahun. Mata uang tersebut menjadi salah satu dengan kinerja terlemah di Asia, dipengaruhi kekhawatiran investor atas prospek fiskal, penurunan suku bunga, serta isu independensi bank sentral. Citi menilai tekanan terhadap rupiah kemungkinan masih bertahan dalam jangka pendek.
Pada perdagangan Selasa (2/12/2025), IHSG kembali mencetak ATH baru di 8.617,04, naik 0,80% atau 68,25 poin. Indeks sempat menyentuh level tertinggi harian di 8.625,63. Sebanyak 369 saham menguat, 278 saham melemah, dan 159 stagnan, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp15.842 triliun.
Saham big caps seperti TPIA (+5,07%), ASII (+3,92%), dan AMMN (+3,49%) menjadi pendorong utama indeks. Sebaliknya, TLKM mencatat koreksi 2,47% dan BBNI turun 0,93%, sehingga menahan penguatan indeks.
Pasar saat ini menunggu rilis data Services PMI global, termasuk ISM Services PMI Amerika Serikat. Sedangkan investor asing kembali melakukan beli bersih sepanjang perdagangan kemarin sebesar Rp453,85 miliar. Meski demikian, sepanjang tahun kalender (year to date) tercatat masih melakukan jual bersih Rp29,24 triliun.
Top Gainers BEI Selasa (2/12/2025):
* BOAT +34,53% ke Rp187
* BBRM +34,48% ke Rp117
* FPNI +24,88% ke Rp1.255
* IMJS +24,62% ke Rp324
* DOSS +21,24% ke Rp234
* VKTR +17,12% ke Rp650
* APEX +15,97% ke Rp276
* RUIS +14,72% ke Rp226
* SDMU +14,13% ke Rp105
* CITY +10,61% ke Rp198
—
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

















