Solidaritas Mahasiswa Gorontalo untuk Korban Bencana Sumatera
Gorontalo – Di tengah keprihatinan atas musibah banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, semangat kepedulian sosial menyala kuat di Gorontalo. Berbagai organisasi mahasiswa di Gorontalo bersatu padu dalam sebuah gerakan kemanusiaan untuk menggalang dana bantuan bagi para korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Aksi solidaritas ini menunjukkan bahwa jangkauan empati tidak mengenal batas geografis.
Gerakan penggalangan dana ini digagas oleh sebuah aliansi yang terdiri dari Aliansi Mahasiswa Bolaang Mongondow Raya (BMR), Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Gorontalo (HIMAKOM UNG), serta Kesatuan Pelajar Mahasiswa Muna Indonesia (KEPMMI) Gorontalo. Kolaborasi lintas organisasi ini menegaskan komitmen bersama untuk memberikan dukungan nyata bagi sesama yang tengah berjuang menghadapi dampak bencana.
Titik Penggalangan Dana dan Antusiasme Masyarakat
Ketua Aliansi Mahasiswa BMR, Kristopan Manoppo, menjelaskan bahwa kegiatan penggalangan dana dilaksanakan secara terstruktur di berbagai titik strategis di Kota Gorontalo. Beberapa lokasi yang menjadi pusat pengumpulan donasi antara lain perempatan SMP Negeri 6 Gorontalo, kawasan Citimall Gorontalo, perempatan Gelael, serta beberapa lampu merah lainnya yang ramai dilalui kendaraan.
“Kegiatan yang kami lakukan sama seperti penggalangan dana pada umumnya. Di setiap simpang ada teman-teman yang berdiri, sementara satu orang orator memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujar Kristopan, menjelaskan metode pengumpulan dana. Ia menambahkan bahwa aksi ini melibatkan berbagai paguyuban mahasiswa Bolaang Mongondow Raya yang berdomisili di Gorontalo, menunjukkan kekuatan persatuan dalam aksi sosial.
Kristopan mengungkapkan rasa syukurnya atas sambutan hangat dari masyarakat Gorontalo. Respons positif ini terlihat dari jumlah dana yang berhasil terkumpul, yang diperkirakan mencapai Rp3 juta hingga Rp4 juta per hari. Rencananya, kegiatan penggalangan dana ini akan berlangsung selama empat hari, sebuah periode yang cukup untuk mengumpulkan bantuan yang signifikan.
“Alhamdulillah, kami sangat mengapresiasi masyarakat Gorontalo atas partisipasi dalam kegiatan ini,” tuturnya penuh rasa terima kasih.
Prinsip Tanggung Jawab dan Penyaluran Dana yang Terpercaya
Bagi Kristopan dan rekan-rekannya, aksi kemanusiaan ini bukan sekadar kegiatan penggalangan dana, melainkan sebuah manifestasi tanggung jawab sosial sebagai sesama anak bangsa. Ia menekankan bahwa tidak ada alasan untuk bersikap apatis terhadap penderitaan orang lain yang tertimpa musibah.
“Sudah menjadi tanggung jawab setiap insan untuk membantu saudaranya yang kesusahan,” tegasnya, menyuarakan prinsip dasar yang mendasari gerakan ini.
Menyinggung soal penyaluran donasi, Kristopan menjelaskan bahwa pihaknya tengah menjalin komunikasi intensif dengan sejumlah lembaga terpercaya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang terkumpul benar-benar sampai ke tangan para korban bencana dan dikelola secara transparan serta akuntabel.
“Donasi hari ini merupakan harapan dari korban bencana, sehingga kami ingin perantara yang menyalurkan benar-benar bisa dipercaya,” imbuhnya, menekankan pentingnya integritas dalam proses penyaluran bantuan.
Kepedulian Mahasiswa Komunikasi dan Pelajar Muna
Ketua Umum HIMAKOM UNG, Rizky Detuage, turut menegaskan bahwa penggalangan dana ini merupakan wujud kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat yang terdampak bencana alam di Sumatera. Melalui inisiatif ini, HIMAKOM UNG berharap dapat meringankan beban para korban.
“Melalui aksi ini, kami berharap bantuan yang dikumpulkan dari masyarakat bisa meringankan beban saudara-saudari kita di Pulau Sumatera,” kata Rizky. Ia menambahkan bahwa hasil penggalangan dana HIMAKOM UNG akan disalurkan melalui koordinasi dengan komunitas Turun Tangan pusat, dengan harapan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua Umum KEPMMI Gorontalo, Dikma Wulanbsari, menjelaskan bahwa organisasinya mengerahkan sekitar 20 mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan penggalangan dana ini. Menurutnya, ini merupakan kegiatan penggalangan dana perdana yang dilakukan organisasinya pada sore hari di simpang empat SMPN 6 Kota Gorontalo.
“Untuk sementara, penggalangan dana direncanakan mulai hari ini sampai Minggu, namun tidak menutup kemungkinan waktunya akan diperpanjang,” ujar Dikma. Ia merinci bahwa penggalangan dana dimulai sekitar pukul 14.30 Wita hingga selesai salat Isya, dengan fleksibilitas waktu yang disesuaikan dengan kondisi cuaca dan situasi di lapangan.
Dikma menjelaskan bahwa aksi ini terdorong oleh besarnya dampak bencana banjir di Sumatera yang telah menyebabkan banyak warga kehilangan harta benda. “Kami berinisiatif setidaknya bisa meringankan beban saudara-saudara kita di sana,” katanya. Ia berharap masyarakat Gorontalo dapat turut serta dalam membantu para korban bencana melalui donasi, agar para korban dapat kembali tersenyum.
Dampak Bencana Hidrometeorologi di Sumatera
Aksi penggalangan dana ini dilaksanakan sebagai respons atas bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera sejak akhir November 2025. Intensitas curah hujan yang tinggi dan berlangsung terus-menerus memicu luapan sungai dan pergerakan tanah di berbagai daerah, menyebabkan kerusakan dan penderitaan yang meluas.
Wilayah yang terdampak parah meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Banjir merendam permukiman warga, merusak fasilitas umum seperti jalan dan jembatan, serta memutus akses transportasi di banyak titik. Sementara itu, tanah longsor terjadi di daerah perbukitan, menimbun rumah warga dan mengganggu kelancaran akses jalan.
- Aceh: Banjir melanda beberapa kabupaten dan kota setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut dalam durasi panjang. Air menggenangi rumah warga hingga ketinggian yang memaksa sebagian masyarakat mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
- Sumatera Utara: Kondisi serupa terjadi dengan luapan sungai dan longsor yang menyebabkan gangguan aktivitas masyarakat, terutama di wilayah dataran rendah dan kawasan perbukitan. Sejumlah warga terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk menghindari risiko bencana lanjutan.
- Sumatera Barat: Banjir bandang dan longsor berdampak sangat luas. Sejumlah daerah mengalami kerusakan parah pada permukiman warga dan infrastruktur vital. Aktivitas ekonomi masyarakat terhenti akibat terputusnya akses jalan dan rusaknya fasilitas publik.
Berdasarkan data sementara, bencana ini telah menyebabkan ratusan korban jiwa, serta ratusan ribu warga terdampak dan terpaksa mengungsi. Ribuan rumah dilaporkan mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat keparahan, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat. Kerugian materiil akibat bencana ini diperkirakan mencapai triliunan rupiah, dengan perhitungan yang masih terus dilakukan seiring proses pendataan di lapangan.
Selain dampak fisik, bencana ini juga memberikan pukulan telak pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Banyak warga kehilangan harta benda dan sumber mata pencaharian, sehingga membutuhkan bantuan logistik yang memadai serta dukungan pemulihan pascabencana. Berbagai pihak terus berupaya melakukan penanganan darurat dan penyaluran bantuan, termasuk kebutuhan pokok, layanan kesehatan, serta dukungan bagi warga yang mengungsi.
Bencana di Sumatera ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan perlunya langkah-langkah mitigasi bencana yang berkelanjutan, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki kerawanan tinggi terhadap banjir dan longsor.
