Dampak dari bencana dahsyat yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera terus menunjukkan perkembangan yang memprihatinkan. Jumlah korban jiwa terus bertambah, dengan proses identifikasi yang semakin menantang akibat kondisi jenazah yang memburuk.
Update Jumlah Korban dan Tantangan Identifikasi
Hingga hari Senin (8/12), tim gabungan telah menemukan ratusan jenazah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa total jenazah yang ditemukan mencapai 961 orang. Namun, identifikasi korban menjadi kendala utama karena perubahan signifikan pada struktur tubuh setelah lebih dari sepuluh hari pasca-bencana.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menyoroti beratnya kondisi lapangan. Tim penyelamat menghadapi kesulitan besar dalam mengidentifikasi para korban akibat kerusakan signifikan pada jasad. Dalam pertemuan dengan Komisi V DPR, beliau menekankan bahwa luasnya medan pencarian dan kondisi korban menjadi tantangan utama dalam operasi SAR.
Pada hari Senin (8/12) saja, tim gabungan berhasil menemukan 40 jenazah tambahan. Berdasarkan data dari BNPB, 23 korban berasal dari Aceh, sembilan dari Sumatera Utara, dan delapan dari Sumatera Barat. Dengan penemuan ini, total korban tewas mencapai:
- Aceh: 389 orang
- Sumatera Utara: 338 orang
- Sumatera Barat: 234 orang
Selain itu, jumlah warga yang dilaporkan hilang berkurang menjadi 293 orang, dari sebelumnya 392. BNPB menegaskan bahwa pencarian akan terus dilakukan untuk meminimalkan jumlah korban yang belum ditemukan. Lembaga tersebut juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada seluruh keluarga korban.
Terdapat perbedaan data antara BNPB dan Basarnas mengenai total korban meninggal. Basarnas mencatat total korban meninggal mencapai 974 orang. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan metode identifikasi, termasuk perhitungan bagian tubuh korban.
Protes Warga Aceh Terkait Pemulihan Listrik
Di Aceh, warga melayangkan protes terhadap pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menyatakan bahwa listrik di Aceh akan menyala sepenuhnya pada Senin siang. Kenyataannya, hingga malam hari, banyak daerah masih dalam kegelapan.
Pemerintah Aceh, melalui Juru Bicara Muhammad MTA, menjelaskan bahwa suplai listrik di jaringan menengah baru pulih sekitar 60–70 persen, sementara di Banda Aceh sendiri baru 35–40 persen. Informasi yang tidak akurat ini berpotensi menimbulkan ketegangan antara masyarakat dan petugas PLN yang sedang berupaya maksimal.
Pemulihan listrik di beberapa daerah dengan kerusakan parah, seperti Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur, masih di bawah 40 persen. Sebaliknya, Lhokseumawe mencapai sekitar 75 persen, dan kawasan Barat Selatan berada di kisaran 70–80 persen.
Tati, seorang warga Lampaseh Aceh, mengungkapkan kekecewaannya karena listrik di daerahnya belum menyala meskipun ia telah menaruh harapan pada pernyataan menteri. Hingga Senin sore, rumahnya masih gelap gulita.
Status Darurat di Sumatera Barat Terancam Diperpanjang
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mempertimbangkan untuk memperpanjang Status Tanggap Darurat Bencana. Gubernur Mahyeldi menyatakan bahwa banyak daerah masih memerlukan penanganan intensif akibat kerusakan yang meluas.
Beberapa wilayah, seperti Kota Solok, Kota Payakumbuh, dan Bukittinggi, mulai menunjukkan tanda-tanda stabilisasi. Namun, daerah lain seperti Agam, Pariaman, dan Pesisir Selatan masih terisolasi di beberapa titik. Akses jalan yang terputus menghambat distribusi bantuan.
Pemerintah provinsi terus berupaya meningkatkan pasokan kebutuhan dasar, termasuk air bersih, perlengkapan tidur, dan bantuan khusus untuk ibu hamil dan balita. Jumlah pengungsi masih mencapai 20 ribu orang, yang sebagian besar tinggal di tenda atau hunian sementara.
Pembangunan Akses Sementara Dipercepat
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, menyatakan bahwa pemerintah menargetkan pembangunan akses semipermanen dapat diselesaikan dalam dua pekan. Fasilitas ini diharapkan dapat dilalui oleh kendaraan kecil hingga sedang, sehingga mempercepat distribusi logistik.
Pemerintah pusat terus memberikan dukungan, termasuk dalam pencarian korban hilang dan pembukaan jalur-jalur yang terisolasi.
Pemerintah Belum Membutuhkan Bantuan Asing
Di tengah situasi yang sulit ini, pemerintah pusat menegaskan bahwa mereka belum membutuhkan bantuan internasional. Menko PM Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa pemerintah masih mampu menangani dampak bencana ini sendiri.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menambahkan bahwa medan bencana yang tersebar di banyak titik menyulitkan akses, sehingga waktu penanganan tidak dapat dipersingkat secara instan. Kementerian Sosial telah bergerak sejak awal dengan mengirimkan bantuan logistik dan mendirikan 39 dapur umum yang menyediakan lebih dari 400 ribu porsi makanan per hari.
