Blokade Total Kapal Tanker Minyak Venezuela: Eskalasi Ketegangan AS-Venezuela
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan langkah drastis dengan memerintahkan blokade “total dan menyeluruh” terhadap seluruh kapal tanker minyak yang mencoba masuk maupun keluar dari Venezuela. Keputusan ini, yang disampaikan melalui platform media sosialnya, menandai peningkatan signifikan dalam tekanan AS terhadap negara Amerika Selatan tersebut. Trump mengklaim bahwa armada Amerika yang besar telah mengepung Venezuela, sebuah gerakan yang ia justifikasi dengan berbagai alasan, termasuk dugaan pencurian aset AS, terorisme, penyelundupan narkoba, dan perdagangan manusia.
Dalam pernyataannya, Trump secara eksplisit menyebut rezim Venezuela sebagai “ORGANISASI TERORIS ASING,” sebuah labelisasi yang semakin mempertegas permusuhan antara kedua negara. Langkah blokade ini menyusul seminggu setelah pasukan AS menyita sebuah kapal tanker minyak yang dikenai sanksi di lepas pantai Venezuela. Operasi militer AS di perairan Venezuela ini diklaim oleh Washington bertujuan untuk memberantas penyelundupan narkoba.
Serangan Mematikan di Laut dan Kritik Internasional
Namun, operasi militer AS ini telah menuai kritik tajam. Sejak September, pasukan AS dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 95 orang dalam serangan terhadap puluhan kapal di wilayah timur Samudera Pasifik dan Laut Karibia yang berdekatan dengan Venezuela. Para ahli hukum internasional mengkritik keras tindakan ini sebagai pembunuhan di luar proses hukum, karena klaim keterlibatan kapal-kapal tersebut dalam perdagangan narkoba tidak disertai dengan bukti yang memadai.

Peta pergerakan militer AS di Laut Karibia pada Npvember 2025. – (Reuters)
Pemerintah Venezuela, di sisi lain, menuduh bahwa pengerahan pasukan AS ke wilayah tersebut bertujuan untuk memfasilitasi perampokan kekayaan minyak dan gas Venezuela oleh “kekuatan eksternal.” Meskipun Venezuela memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia, negara ini menghadapi pembatasan ekspor yang ketat akibat sanksi AS yang pertama kali diberlakukan pada masa jabatan pertama Trump.
Respons Venezuela dan Tekanan Diplomatik
Pemerintah Venezuela belum memberikan tanggapan resmi terhadap pengumuman blokade terbaru Trump. Namun, sebelum pengumuman tersebut, Presiden Venezuela Nicolás Maduro memuji negaranya karena terbukti kuat dalam menghadapi tekanan AS. Maduro menyatakan bahwa Venezuela siap untuk menghadapi dan mengalahkan kampanye agresi multidimensi yang dilancarkan terhadap mereka, mulai dari terorisme psikologis hingga pembajakan kapal. Ia menegaskan sumpah untuk membela tanah air dan meraih perdamaian serta kebahagiaan bersama.
Rincian Operasi Militer dan Pengawasan Kongres
Sementara itu, militer AS pada hari Senin melaporkan serangan terhadap tiga kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di Samudera Pasifik bagian timur, yang mengakibatkan tewasnya delapan orang. Pentagon mengunggah video perahu yang bergerak di air sebelum meledak, namun tidak menyajikan bukti konkret mengenai dugaan penyelundupan narkoba.
Presiden Trump membenarkan serangan-serangan ini sebagai upaya untuk membendung aliran narkoba ke Amerika Serikat, bahkan menyatakan bahwa AS terlibat dalam “konflik bersenjata” dengan kartel narkoba. Namun, kampanye serangan kapal ini menghadapi peningkatan pengawasan dari anggota parlemen di AS. Sejak awal September, setidaknya 95 orang dilaporkan tewas dalam 25 serangan yang diketahui, termasuk insiden lanjutan yang menewaskan dua orang yang selamat yang berpegangan pada puing-puing kapal setelah serangan pertama.

Penampakan kapal tanker minyak mentah Skipper yang disita oleh AS di lepas pantai Venezuela, di utara Guadeloupe, di selatan Laut Karibia, 12 Desember 2025. – (Vantor via AP)
Serangan kapal terbaru ini terjadi menjelang pengarahan tertutup di Capitol Hill untuk seluruh anggota Kongres. Menteri Pertahanan AS, Menteri Luar Negeri AS, dan pejabat keamanan nasional lainnya dijadwalkan memberikan informasi kepada anggota DPR dan Senat mengenai kampanye militer ini.
Dampak Sanksi dan Klaim Perampokan Sumber Daya
Kampanye militer AS ini semakin meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolás Maduro, yang telah didakwa di AS terkait terorisme narkotika. Penyitaan kapal tanker minyak yang dituduh menyelundupkan minyak mentah ilegal oleh pemerintahan Trump dianggap oleh Maduro sebagai upaya untuk memaksanya mundur dari jabatannya.
Militer AS telah membangun kehadiran terbesarnya di kawasan ini dalam beberapa dekade terakhir, melancarkan serangkaian serangan mematikan terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkoba. Trump mengisyaratkan bahwa serangan darat akan segera terjadi, meskipun belum ada rincian mengenai lokasi pasti serangan tersebut. Eskalasi ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran global mengenai stabilitas regional dan potensi dampak kemanusiaan dari konflik yang semakin memanas ini.

















