Pendekatan Kolaboratif untuk Mengentaskan Kemiskinan di Kabupaten Malang
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus berupaya mempercepat penurunan angka kemiskinan yang saat ini masih mencapai 8,78%. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan mengembangkan sektor pertanian. Sebagai salah satu sektor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap tingkat kemiskinan, pertanian menjadi fokus utama dalam rencana pembangunan ekonomi daerah.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang, Tomie Herawanto, menjelaskan bahwa pengembangan sektor pertanian tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi, tetapi juga untuk memperkuat kesejahteraan masyarakat pedesaan. Dalam hal ini, Pemkab Malang bekerja sama dengan pemerintah pusat, khususnya Bappenas, serta sektor swasta untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program.
Dana APBD yang Terbatas dan Solusi Kolaborasi
Sebelum adanya kebijakan efisiensi Transfer ke Daerah (TKD), Pemkab Malang telah menyiapkan dana sebesar Rp90 miliar untuk pengembangan sektor pertanian. Namun, setelah kebijakan tersebut diterapkan, alokasi dana tersebut dikurangi menjadi hanya Rp20 miliar. Hal ini menyebabkan keterbatasan dana yang digunakan untuk proyek pengembangan pertanian, termasuk dalam aspek bibit tanaman dan perbaikan saluran irigasi.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemkab Malang memutuskan untuk menggandeng pemerintah pusat dan sektor swasta. Tujuannya adalah untuk memetakan permasalahan dalam pengembangan pertanian dan mencari solusi bersama. Dari hasil kajian tersebut, permintaan bantuan kepada K/L (Kementerian/Lembaga) dilakukan untuk membantu kebutuhan saprodi dan pembangunan infrastruktur pertanian.
Peran Sektor Swasta dalam Pengembangan Pertanian
Selain itu, partisipasi sektor swasta juga sangat penting dalam upaya mengembangkan sektor pertanian. Contohnya adalah Bentoel Group yang melalui program Empower Agri berupaya memperkuat kapasitas kelompok tani dan BUMDes. Program ini menitikberatkan pada pengembangan tanaman hortikultura, seperti melon, dan model pengembangannya dapat disesuaikan dengan komoditas lain di daerah lain.
“Model pengembangan ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam mempercepat penurunan kemiskinan,” ujar Tomie.
Program Empower Academy: Fokus pada Pemberdayaan Masyarakat
Empower Academy Kabupaten Malang merupakan program inkubasi bisnis yang ditujukan untuk masyarakat rural. Tujuan utamanya adalah mendukung pengembangan ekonomi pedesaan melalui peningkatan kapasitas masyarakat. Dalam tahun pertama pelaksanaannya, program ini dilaksanakan di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, bekerja sama dengan Pemkab Malang.
Program ini memiliki dua pilar utama, yaitu:
- Empower Agri: Fokus pada penguatan kapasitas kelompok tani Puspa Nagari melalui pelatihan agribisnis melon, pembangunan greenhouse edukasi dan rumah pembibitan, serta workshop vokasi agribisnis.
- Empower Youth: Berfokus pada peningkatan kompetensi dan keterampilan kerja pemuda desa melalui pelatihan vokasi dan sertifikat kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Kesuksesan Program dan Potensi Ekonomi Lokal
Asisten Deputi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Kementerian Koordinasi Pemberdayaan Manusia, Budhi Hidayat Laksana, menyatakan bahwa musim panen melon menjadi simbol keberhasilan antara masyarakat BUMDes dan program Empower Academy Kabupaten Malang dalam memperkuat kapasitas petani serta tata kelola bisnis desa.
“Program ini menunjukkan bahwa desa mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan pemberdayaan,” ujarnya.
BUMDesa Puspa Nagari membuktikan bahwa badan usaha desa dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal dengan model bisnis berkelanjutan. Dengan dukungan dari Empower Academy, para pelaku desa diharapkan mendapatkan pendampingan dalam aspek kewirausahaan, manajemen produksi, pemasaran digital, hingga penguatan jejaring kemitraan.

















