Mark Zuckerberg, CEO Meta, baru-baru ini dilaporkan memberikan “bingkisan” kepada para tetangganya di kawasan Crescent Park, Palo Alto, Amerika Serikat. Bingkisan ini berupa headphone peredam bising (noise-canceling), minuman bersoda, dan donat. Tindakan ini diklaim sebagai bentuk kompensasi atas kebisingan dan gangguan yang timbul akibat pembangunan kompleks properti miliknya yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Meskipun niat baik telah ditunjukkan, hadiah tersebut ternyata tidak sepenuhnya meredam ketidaknyamanan yang dirasakan oleh sebagian warga. Keluhan utama yang muncul tidak hanya sebatas kebisingan konstruksi yang berkepanjangan, tetapi juga meluas pada dampak lain dari keberadaan properti Zuckerberg di lingkungan tersebut.
Dampak Pembangunan Properti Zuckerberg: Lebih dari Sekadar Kebisingan
Proses pembangunan yang memakan waktu lama di kawasan Crescent Park telah mengubah lanskap dan suasana lingkungan secara signifikan. Warga melaporkan beberapa permasalahan utama, di antaranya:
- Kebisingan Berkelanjutan: Pembangunan yang berlangsung selama hampir delapan tahun ini menghasilkan kebisingan konstan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Jalanan seringkali tertutup, puing-puing berserakan, dan suara konstruksi menjadi latar yang tak terhindarkan.
- Keamanan dan Pengawasan Ketat: Lingkungan yang dulunya tenang kini dikelilingi oleh tingkat keamanan yang tinggi. Hal ini mencakup pengawasan ketat melalui kamera keamanan yang konon memantau properti tetangga, serta patroli rutin oleh petugas keamanan.
- Banyaknya Properti Kosong: Ironisnya, di tengah krisis perumahan yang akut di wilayah tersebut, sejumlah properti yang dibeli oleh Zuckerberg justru dibiarkan kosong. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang pemanfaatan lahan dan dampaknya terhadap ketersediaan hunian bagi masyarakat umum.
- Perubahan Karakter Lingkungan: Kawasan Crescent Park, yang sebelumnya dihuni oleh kalangan profesional seperti pengacara, eksekutif bisnis, dan profesor universitas, kini didominasi oleh peralatan konstruksi, sistem pengawasan, dan bahkan fasilitas untuk pesta mewah.
Investasi Raksasa dan Transformasi Crescent Park
Selama 14 tahun terakhir, Mark Zuckerberg telah menginvestasikan lebih dari 110 juta dolar AS (sekitar Rp 1,7 triliun) untuk mengakuisisi properti di Edgewood Drive dan Hamilton Avenue, yang merupakan bagian dari kawasan Crescent Park. Totalnya, ia kini memiliki 11 rumah di area tersebut.
Transformasi yang terjadi di Crescent Park mencakup berbagai fasilitas mewah dan penggunaan yang beragam:
- Rumah Tamu dan Fasilitas Rekreasi: Beberapa rumah diubah fungsinya menjadi rumah tamu, sementara lahan yang luas dimanfaatkan untuk taman, lapangan pickleball, dan kolam renang dengan sistem hydrofloor yang canggih.
- Sekolah Privat: Sebagian properti sempat digunakan sebagai sekolah privat untuk anak-anak Zuckerberg dan beberapa anak lainnya. Namun, penggunaan ini dilaporkan tidak sepenuhnya mematuhi aturan zonasi setempat.
- Struktur Bawah Tanah: Di bawah salah satu kompleks propertinya, Zuckerberg membangun ruang bawah tanah seluas 7.000 kaki persegi. Bagi sebagian warga, struktur ini digambarkan lebih mirip “bunker” atau “gua rahasia miliarder”. Konsep serupa juga diadopsi di properti miliknya di Hawaii, yaitu bangunan bawah tanah seluas 5.000 kaki persegi, meskipun Zuckerberg membantah bahwa itu adalah bunker.
Tanggapan Pihak Zuckerberg
Menanggapi keluhan warga, juru bicara Mark Zuckerberg melalui outlet media Fortune menyatakan bahwa Zuckerberg dan keluarganya telah menjadikan Palo Alto sebagai rumah selama lebih dari satu dekade. Oleh karena itu, mereka berupaya keras untuk meminimalkan gangguan terhadap lingkungan sekitar, bahkan telah mengambil langkah-langkah yang melampaui kewajiban yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.
“Mereka menghargai peran sebagai bagian dari komunitas dan telah mengambil sejumlah langkah yang melampaui ketentuan lokal untuk meminimalisasi gangguan di lingkungan sekitar,” ujar juru bicara tersebut.
Meskipun demikian, laporan awal mengenai hadiah headphone peredam bising ini pertama kali diterbitkan oleh The New York Times. Hingga berita ini ditulis, pihak Meta belum memberikan tanggapan resmi lebih lanjut terkait detail keluhan warga dan upaya mitigasi yang telah dilakukan. Situasi ini menyoroti kompleksitas yang timbul ketika investasi properti berskala besar dilakukan di lingkungan permukiman yang sudah mapan, serta tantangan dalam menyeimbangkan kepentingan individu dengan kesejahteraan komunitas.

















