Harapan Ultras Palembang: Sriwijaya FC Bertahan, Investor Masuk, dan Kebangkitan Laskar Wong Kito
Kelompok suporter militan Sriwijaya FC, Ultras Palembang, menyuarakan harapan besar agar klub kesayangan mereka, Sriwijaya FC, tidak bernasib sama seperti sejumlah klub legendaris yang kini hanya tinggal nama. Di tengah ketidakpastian hukum terkait gugatan pailit yang dihadapi Sriwijaya FC, Ultras Palembang menegaskan keinginan mereka agar Laskar Wong Kito tetap eksis dan mampu bersaing di kompetisi Pegadaian Championship musim 2025/2026.
“Kami berharap, apapun hasil putusan di pengadilan niaga nanti, Sriwijaya FC tetap bisa berlaga di kompetisi. Kami tidak ingin klub ini bangkrut atau dinyatakan pailid,” ujar Qusoi, SH, Capo Tifoso Ultras Palembang, dalam sebuah pernyataan kepada media.
Harapan terbesar Ultras Palembang tidak hanya sebatas kelangsungan klub, tetapi juga mencakup aspek penguatan tim. Mereka secara spesifik menyoroti kebutuhan untuk mendatangkan pemain asing baru pada bursa transfer Januari 2026.
“Jika Sriwijaya FC tidak bangkrut, kami berharap pada bursa transfer Januari 2026, ada tambahan dua pemain asing yang sudah ramai dibicarakan, serta penguatan di lini belakang dengan kehadiran pemain seperti Michael Enu,” ungkap Qusoi.
Lebih lanjut, Ultras Palembang menyerukan agar investor-investor potensial mau melirik dan memberikan dukungan finansial bagi Sriwijaya FC. Klub yang pernah mencatatkan sejarah gemilang dengan meraih double winner dan mengharumkan nama Sumatera Selatan ini dinilai memiliki potensi besar yang layak untuk dikembangkan.
“Kami tidak mempermasalahkan siapapun yang akan mengakuisisi Sriwijaya FC, asalkan dengan syarat utama, klub ini tetap membawa nama Sriwijaya FC dan ber-homebase di Palembang, Sumatera Selatan. Kita memiliki basis suporter yang sangat besar dan militan, serta didukung oleh stadion berstandar internasional,” tegas Qusoi, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Kesenian Provinsi Sumsel.
Qusoi mengungkapkan harapannya akan adanya “keajaiban” dari keputusan pengadilan niaga yang dapat memastikan Sriwijaya FC tidak dinyatakan pailid. Hal ini diharapkan akan membuka pintu bagi masuknya investor dan memastikan Laskar Wong Kito tetap berbasis di Palembang.
“Insya Allah, jika semua ini berjalan mulus, kita bisa mengejar target. Minimal, Sriwijaya FC bisa bertahan di Pegadaian Championship. Mengingat ada tiga putaran, dan putaran ketiga masih ada harapan untuk lolos dari playoff degradasi. Apalagi jika kita bisa tampil maksimal di sisa putaran kedua, posisi kita akan lebih aman,” jelas Qusoi.
Suporter dan para penggemar Sriwijaya FC, menurut Qusoi, sangat berharap agar manajemen klub memanfaatkan peluang yang ada, terutama terkait bursa transfer. Saat ini, manajemen Sriwijaya FC diketahui sedang dalam posisi menunggu hasil sidang pengadilan.
Qusoi mengingatkan agar nasib Sriwijaya FC tidak mengikuti jejak klub legendaris lain di Palembang, seperti Kramayudha Tiga Berlian. Klub yang pernah berjaya di era Galatama tersebut kini hanya menjadi kenangan dan tidak lagi terdengar kiprahnya di kancah sepak bola nasional.
“Kami terus berdoa, memohon kepada Tuhan agar Sriwijaya FC tetap berdiri tegak. Jangan sampai hilang dari peta sepak bola Indonesia. Klub ini adalah kebanggaan dan warisan para legenda. Alangkah sedihnya jika hanya nama besarnya saja yang tersisa, seperti yang terjadi pada Kramayudha Tiga Berlian di masa lalu. Sriwijaya FC tidak boleh bernasib sama,” pungkas Qusoi dengan nada prihatin.
Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen Sriwijaya FC belum memberikan keterangan resmi terkait hasil putusan sidang pengadilan niaga mengenai permohonan PKPU (pernyataan kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang) yang diajukan oleh pihak Hotel Majestic Palembang. Sidang tersebut diagendakan berlangsung pada Kamis, 18 Desember 2025.

















