JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Jumat (5 Desember 2025) dengan penurunan tipis sebesar 0,09%, berada di level 8.632,76. Meskipun demikian, secara keseluruhan dalam sepekan terakhir, IHSG mencatatkan kenaikan yang signifikan, yaitu sebesar 1,46%.
Reza Diofanda, seorang analis dari BRI Danareksa Sekuritas, menjelaskan bahwa tren kenaikan IHSG yang terus mencetak rekor tertinggi mengindikasikan momentum bullish masih terjaga dengan baik.
Momentum Window Dressing sebagai Katalis Utama
Momentum window dressing menjadi katalis musiman yang secara tradisional mendorong aliran dana ke saham-saham yang dianggap memiliki kinerja yang kuat dan ingin ditampilkan secara positif dalam laporan keuangan akhir tahun.
Reza memperkirakan bahwa selama IHSG mampu mempertahankan posisinya di atas area support 8.600 – 8.610, tren kenaikan berpotensi besar untuk terus berlanjut.
“Optimisme investor juga didukung oleh prospek penurunan suku bunga global, stabilitas ekonomi domestik, serta kinerja solid emiten big caps pada kuartal IV,” ungkap Reza, Jumat (5 Desember 2025).
Kewaspadaan Terhadap Aksi Profit Taking
Meskipun momentum bullish masih mendominasi, Reza mengingatkan para pelaku pasar untuk tetap berhati-hati terhadap risiko aksi profit taking, terutama setelah reli panjang dalam waktu yang relatif singkat.
Semakin tinggi indeks bergerak dari area support, potensi koreksi jangka pendek juga akan meningkat. Selain itu, ketidakpastian global serta rotasi sektor menjelang libur akhir tahun dapat memicu volatilitas pergerakan harga saham.
Strategi Investasi Jangka Pendek
Untuk jangka pendek hingga akhir tahun 2025, strategi yang disarankan kepada para pelaku pasar adalah:
Mengikuti Tren dengan Disiplin: Tetap berpegang pada level support–resistance yang telah ditentukan.
Memanfaatkan Trailing Stop: Menggunakan trailing stop untuk mengamankan keuntungan yang telah diperoleh.
Fokus pada Saham dengan Katalis Positif: Memusatkan perhatian pada saham-saham yang masih memiliki katalis dari musim liburan dan kinerja kuartal IV yang kuat.
Proyeksi IHSG Hingga Akhir Tahun 2025
Apabila momentum penguatan dan aliran dana asing tetap terjaga, Reza memproyeksikan IHSG berpeluang untuk bergerak menuju kisaran 8.750–8.800 hingga akhir tahun 2025.
“Jika sentimen window dressing berjalan optimal, peluang pengujian resistance lanjutan di sekitar 8.900 tetap terbuka,” ujarnya.
Sektor-Sektor yang Berpotensi Unggul
Di tengah tren kenaikan IHSG, sejumlah sektor diperkirakan akan kembali mencuri perhatian menjelang akhir tahun, seiring dengan peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat.
Menurut Reza, pelaku pasar menilai momentum musiman ini berpotensi memberikan dorongan pada kinerja beberapa emiten di sektor-sektor berikut:
Ritel: Emiten di sektor ritel dan konsumer diproyeksikan menjadi salah satu penerima manfaat terbesar, didorong oleh lonjakan belanja akhir tahun yang biasanya meningkatkan penjualan.
Transportasi dan Pariwisata: Emiten di sektor transportasi dan pariwisata juga berpeluang mencatat perbaikan okupansi berkat meningkatnya mobilitas masyarakat selama periode liburan.
Logistik: Emiten sektor logistik diperkirakan mendapat dorongan dari naiknya volume pengiriman terkait aktivitas e-commerce.
Pembiayaan Konsumer: Pembiayaan konsumer berpotensi terdorong oleh meningkatnya permintaan kredit untuk pembelian barang konsumsi menjelang pergantian tahun.
Rekomendasi Saham
Dari sisi saham, Reza merekomendasikan investor untuk mencermati beberapa saham berikut:
ASII: Dengan target harga di Rp 7.000 – Rp 7.125 per saham.
WIFI: Dengan target harga Rp 3.950 – Rp 4.190 per saham.
COIN: Dengan target harga Rp 4.120 – Rp 4.500 per saham.

















