Sejak sepekan terakhir, tim relawan dari KMPLHK RANITA UIN Jakarta telah diterjunkan ke berbagai lokasi terdampak bencana di Sumatra. Para relawan ini dibagi menjadi tiga tim yang masing-masing bertugas di area berbeda:
- Tim 1: Gayo Lues, Aceh
- Tim 2: Sibolga, Sumatra Utara
- Tim 3: Agam, Sumatra Barat
Setibanya di lokasi bencana, gelombang pertama relawan langsung bergerak cepat melaksanakan serangkaian aksi kemanusiaan. Fokus utama mereka adalah operasi Pencarian dan Penyelamatan (SAR) untuk menemukan korban banjir bandang yang hilang atau tertimbun tanah longsor. Selain itu, mereka juga aktif menyalurkan bantuan logistik kepada para penyintas yang berada di titik-titik pengungsian.
Laporan yang dikumpulkan dari para relawan di lapangan menunjukkan bahwa dampak banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah Sumatra memiliki kesamaan. Beberapa kerusakan yang paling signifikan meliputi:
- Terputusnya atau rusaknya jalan-jalan utama, menghambat aksesibilitas dan mobilitas.
- Gangguan pada jaringan komunikasi, menyulitkan koordinasi dan penyampaian informasi.
- Banyaknya korban jiwa yang hilang akibat tersapu banjir atau tertimbun longsor.
- Kerusakan infrastruktur lainnya, seperti jembatan, fasilitas umum, dan rumah warga.
Kombinasi dari kerusakan-kerusakan ini telah menciptakan kendala besar dalam proses tanggap darurat.
Tantangan Terberat di Gayo Lues, Aceh
Data yang diolah oleh Tim Posko “Bersama Sumatra” mengindikasikan bahwa relawan Ranita yang bertugas di Gayo Lues, Aceh, menghadapi tantangan terberat dalam upaya tanggap darurat. Kondisi geografis Gayo Lues yang berbukit-bukit dan berada di dataran tinggi menjadi faktor utama penyebab kesulitan ini. Julukan “Kabupaten Seribu Bukit” menggambarkan dengan tepat topografi wilayah tersebut.
Dampak banjir dan tanah longsor di Gayo Lues semakin diperparah oleh sejumlah faktor, termasuk:
- Akses yang sangat sulit dijangkau menuju lokasi bencana, menghambat pengiriman bantuan dan evakuasi.
- Proses pendistribusian bantuan yang terhambat akibat infrastruktur yang rusak dan medan yang berat.
- Jaringan komunikasi yang buruk, mempersulit koordinasi dan penyampaian informasi penting.
- Ketersediaan bahan pokok yang menipis akibat terganggunya pasokan dan distribusi.
Pengiriman Relawan Tambahan ke Gayo Lues
Menyadari beratnya tantangan yang dihadapi di Gayo Lues, pada tanggal 7 Desember, KMPLHK RANITA UIN Jakarta kembali mengirimkan relawan tambahan untuk membantu proses mitigasi bencana di wilayah tersebut. Ketua tim posko “Bersama Sumatra”, Nurhidayat, menjelaskan:
“Kami mengirimkan dua relawan lagi untuk membantu penanganan banjir dan tanah longsor di Kabupaten Gayo Lues. Relawan yang berangkat hari ini adalah Zakaria Rahmat “Jab-jab” Pratomo dan Abdul “Gatra” Mannan. Dengan demikian, akan ada total tiga relawan kami yang terjun langsung dalam proses tanggap darurat di Gayo Lues.”
Relawan Jab-jab dan Gatra berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.23 WIB dan tiba di Bandara Kualanamu Medan pada pukul 09.18 WIB. Setelah tiba di Medan, mereka melanjutkan perjalanan menuju Gayo Lues melalui jalur darat.
Apresiasi dan Permohonan Dukungan
KMPLHK RANITA UIN Jakarta menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para donatur yang telah mempercayakan donasinya kepada mereka.
Saat ini, relawan KMPLHK RANITA UIN Jakarta terus melakukan operasi SAR, asesmen kebutuhan, dan koordinasi bantuan untuk para penyintas di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak di lapangan.
KMPLHK RANITA UIN Jakarta masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin memberikan donasi untuk disalurkan langsung kepada para penyintas bencana di Sumatra. Seluruh donasi yang terkumpul akan disalurkan 100% untuk membantu masyarakat yang terdampak. Donasi dapat disalurkan melalui rekening BNI 0733103399 a.n KMPLHK RANITA UIN JAKARTA atau dengan menghubungi 085715882862 (Nurhidayat).
