Banjarmasin Kembali Terendam Banjir Akibat Hujan Deras
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kembali merasakan dampak buruk dari curah hujan yang tinggi. Hujan deras yang mengguyur sepanjang Sabtu malam (13/12) meninggalkan genangan air di sejumlah titik strategis kota pada Minggu pagi (14/12/2025). Kondisi ini menyebabkan aktivitas warga terganggu dan memaksa para pengendara untuk lebih berhati-hati saat melintas.
Salah satu area yang terdampak parah adalah Jalan S. Parman. Di sepanjang jalan ini, genangan air masih terlihat jelas di tepi badan jalan. Fenomena ini memaksa para pengendara, baik roda dua maupun roda empat, untuk meminggirkan laju kendaraan mereka mendekati median jalan. Tujuannya adalah untuk menghindari bagian jalan yang terendam air, yang dikhawatirkan dapat merusak kendaraan atau menyebabkan kecelakaan.
Pengalaman Warga Lokal
Pak Anang, seorang warga yang tinggal di sekitar Jalan S. Parman, mengungkapkan bahwa banjir di area tersebut sudah menjadi pemandangan yang lumrah ketika hujan deras turun. “Memang kalau hujan deras kayak malam tadi itu pasti banjir jalan sini,” ujarnya sambil mengamati genangan air yang masih tersisa. Kondisi aspal jalan terlihat basah kuyup, dengan jejak-jejak air yang terbawa ban kendaraan yang melintas. Meskipun langit masih diselimuti awan mendung setelah dua hari sebelumnya cuaca cerah, sisa-sisa hujan semalam masih jelas terlihat.
Selain Jalan S. Parman, genangan air juga dilaporkan terjadi di Jalan Batu Tiban, tepat di area samping SMP Negeri 9 Banjarmasin. Meskipun air di lokasi ini mulai menunjukkan tanda-tanda surut, kawasan tersebut memang dikenal sebagai salah satu titik langganan banjir setiap kali hujan deras mengguyur.
Sistem Drainase yang Kewalahan
Observasi di lapangan menunjukkan bahwa sistem drainase di tepi jalan tampak penuh hingga meluap. Saluran air yang seharusnya berfungsi menampung dan mengalirkan air hujan sepertinya tidak mampu lagi menahan volume air yang tinggi, sehingga air terpaksa meluber ke badan jalan. Kondisi ini menjadi indikasi adanya masalah pada kapasitas atau efektivitas sistem drainase di wilayah tersebut.
Amat, seorang warga lain yang kebetulan melintas di Jalan Batu Tiban, menyampaikan pandangannya. “Hujan malam tadi jadi banjir lagi, tapi nanti siang kering aja pang, kalau tidak hujan,” katanya dengan nada pasrah. Pernyataannya mencerminkan harapan warga agar genangan air dapat segera surut seiring dengan berhentinya hujan dan teriknya matahari.
Dampak pada Pengguna Jalan
Akibat genangan air yang meluas, para pengguna jalan terpaksa mengurangi kecepatan kendaraan mereka. Kehati-hatian ekstra diperlukan untuk menghindari cipratan air yang dapat mengganggu pengendara lain yang melintas. Suara decitan ban yang berusaha mencari pijakan di jalan yang licin terdengar di beberapa titik. Situasi ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
Fenomena banjir yang kembali melanda Banjarmasin ini menjadi pengingat pentingnya evaluasi dan perbaikan sistem pengelolaan air perkotaan. Upaya pencegahan banjir yang lebih efektif, termasuk pemeliharaan rutin saluran drainase, normalisasi sungai, dan pengaturan tata ruang kota, perlu menjadi prioritas utama agar kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang dan kenyamanan warga dapat terjaga.

















