Antisipasi Cuaca Ekstrem Menjelang Akhir Tahun: Bupati Sumenep Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan
Menjelang periode Natal dan Tahun Baru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dan ancaman bencana alam. Imbauan ini disampaikan langsung oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan di wilayah tersebut.
Bupati Fauzi menekankan pentingnya kesiapsiagaan sejak dini, meskipun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep senantiasa berharap agar bencana tidak terjadi. Beliau menegaskan bahwa kesiapsiagaan merupakan langkah fundamental untuk meminimalkan risiko bencana yang disebabkan oleh anomali cuaca. “Kami tidak menginginkan bencana terjadi di Kabupaten Sumenep, namun sikap waspada perlu kita tanamkan sejak awal,” ujar Bupati Fauzi pada Rabu (17/12/2025).
Peran Aktif Masyarakat dalam Mitigasi Bencana
Lebih lanjut, Bupati Fauzi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta secara aktif dalam upaya mitigasi bencana. Ia menjelaskan bahwa Pemkab Sumenep tidak dapat bekerja sendirian dalam menjaga keselamatan warga dan kelestarian lingkungan. Dukungan dan partisipasi masyarakat merupakan kunci utama keberhasilan upaya tersebut.
Untuk itu, Bupati Fauzi mengingatkan warga untuk mengambil langkah-langkah pencegahan sederhana namun efektif dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa tindakan preventif yang disarankan antara lain:
- Membersihkan saluran air: Memastikan drainase berfungsi baik sangat penting untuk mencegah genangan air dan banjir, terutama saat hujan deras.
- Tidak membuang sampah sembarangan: Sampah yang dibuang ke sungai atau saluran air dapat menyumbat aliran air dan memperparah risiko banjir.
- Memangkas pohon yang rawan tumbang: Pohon besar yang tidak terawat dan berada di dekat pemukiman atau jalan berpotensi tumbang saat angin kencang, menimbulkan bahaya.
“Kami juga meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan ekstra saat terjadi hujan deras,” tambah Bupati Fauzi.
Tips Aman Saat Bepergian di Akhir Tahun
Selain upaya pencegahan di lingkungan masing-masing, Bupati Fauzi juga memberikan perhatian khusus bagi masyarakat yang berencana melakukan perjalanan selama libur Natal dan Tahun Baru. Ia mengimbau agar para pelancong senantiasa memperhatikan kondisi cuaca yang berkembang.
“Jika kondisi cuaca dinilai membahayakan keselamatan, warga tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan perjalanan,” tegas Bupati Fauzi. Keselamatan diri dan orang lain harus menjadi prioritas utama. Beliau menyarankan agar perjalanan sebaiknya ditunda jika cuaca tidak memungkinkan.
Meskipun demikian, Bupati Fauzi juga berpesan agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik, namun tetap menjaga kewaspadaan tinggi selama periode akhir tahun yang seringkali diwarnai perubahan cuaca drastis.
Analisis BMKG: Potensi Hujan Tinggi di Sejumlah Wilayah
Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait aktivitas atmosfer yang berpotensi meningkatkan curah hujan di Indonesia. Menurut BMKG, Monsun Asia kini telah memasuki fase aktif, yang berkontribusi pada peningkatan intensitas hujan di berbagai wilayah.
Beberapa fenomena atmosfer yang turut memicu hujan lebat antara lain:
- Madden Julian Oscillation (MJO): Fenomena ini merupakan gelombang yang bergerak dari barat ke timur di atmosfer tropis dan dapat memicu peningkatan curah hujan.
- Gelombang Kelvin: Gelombang atmosfer yang bergerak dari barat ke timur di wilayah ekuator, seringkali berkaitan dengan peningkatan curah hujan.
- Gelombang Rossby Ekuator: Fenomena serupa Gelombang Kelvin yang juga dapat memengaruhi pola hujan di wilayah tropis.
BMKG juga mencatat adanya fenomena seruak dingin Siberia yang dapat memengaruhi pola angin dan cuaca di sebagian wilayah Asia, serta potensi terbentuknya bibit siklon tropis di bagian selatan Indonesia.
Berdasarkan analisis BMKG, periode antara 28 Desember hingga 10 Januari diprediksi akan menjadi masa dengan potensi hujan tinggi hingga sangat tinggi di beberapa wilayah. Daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan meliputi Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan. Curah hujan di wilayah-wilayah tersebut berpotensi mencapai angka yang signifikan, yaitu antara 300 hingga 500 milimeter per bulan.
Dengan adanya imbauan dari pemerintah daerah dan analisis dari BMKG, kesadaran dan kesiapsiagaan seluruh masyarakat Sumenep serta wilayah terdampak lainnya menjadi sangat krusial untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem di penghujung tahun ini.

















