Kemenangan Sunyi Dewi Laila: Dua Emas SEA Games Diiringi Kehamilan Empat Bulan
Tangis Dewi Laila Mubarokah pecah bukan di garis tembak, melainkan setelah semua kompetisi usai. Bukan saat peluru terakhir dilepaskan, bukan pula ketika bendera Merah Putih berkibar gagah di Photharam Shooting Range, Bangkok. Air mata itu tumpah setelah dua medali emas SEA Games 2025 berhasil diraihnya, dan rahasia besar yang ia simpan berbulan-bulan akhirnya terbebas.
Petembak andalan Indonesia ini menutup gelaran SEA Games Thailand 2025 dengan sebuah prestasi yang nyaris sempurna. Bersama dua rekannya, Dominique Rachmawati Karini dan Yasmin Figlia Achadiat, Dewi Laila berhasil menyabet medali emas pada nomor 10 meter Air Rifle beregu putri. Namun, pencapaiannya tidak berhenti di situ. Ia kembali naik ke podium tertinggi, kali ini dalam nomor 10 meter Air Rifle putri perseorangan.
Di balik ketenangan wajahnya dan presisi bidikannya yang memukau, Dewi Laila sebenarnya tengah menjalani sebuah perjuangan lain yang tidak tercatat di papan skor manapun. Ia bertanding dalam kondisi tengah hamil empat bulan. Sebuah kenyataan yang hanya diketahui oleh segelintir orang terdekat, bahkan tidak disadari oleh rekan satu kamarnya yang juga merupakan rivalnya di babak final.
“Alhamdulillah, saya benar-benar tidak menyangka bisa mendapatkan dua medali emas. Target awal saya sebenarnya hanya bisa berangkat dan berjuang semampu saya,” ujar Dewi Laila dengan suara yang sedikit bergetar seusai pertandingan. Baginya, sekadar mampu menyelesaikan seluruh rangkaian lomba saja sudah merupakan sebuah kemenangan tersendiri.
Kehamilannya ia rahasiakan dengan sangat rapat. Hanya sang suami tercinta, pelatihnya, serta beberapa pengurus inti dari Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) yang mengetahui kondisinya. Di wisma atlet, Dewi Laila tetap menjalani rutinitas hariannya seperti biasa. Ia berlatih keras, bercanda dengan rekan-rekannya, dan berkompetisi tanpa menunjukkan sedikitpun perbedaan dari atlet lainnya.
Masa-masa awal kehamilan justru menjadi fase yang paling sulit baginya. Rasa mual yang seringkali datang tak terduga kerap mengganggunya di tengah sesi latihan yang intens. Namun, semua itu ia tahan sendiri. “Kalau rasa mual datang, saya simpan sendiri. Takut kalau sampai ketahuan. Saya hanya bercerita kepada suami,” tuturnya sambil tersenyum kecil mengenang masa itu.
Selain itu, ada pula kekhawatiran lain yang tak kalah besar, terutama terkait dengan konsumsi vitamin dan asupan nutrisi tubuhnya. Sebagai seorang atlet elite, setiap zat yang masuk ke dalam tubuhnya harus benar-benar aman dan sesuai dengan peraturan antidoping yang ketat. Dewi Laila menjadi ekstra hati-hati, memastikan bahwa semua asupan yang dikonsumsinya berada dalam pengawasan ketat tim medis dan pelatihnya.
Di arena pertandingan, ia tampil sebagaimana mestinya: tenang, fokus, dan nyaris tanpa cela. Setiap tarikan napas dan setiap tekanan jari pada pelatuk ia kendalikan dengan tingkat presisi yang sangat tinggi. Tidak ada seorang pun yang menyangka, di balik rompi pelindung dan senapan yang ia genggam, ada sebuah kehidupan lain yang tengah ia jaga dengan segenap cinta dan perjuangan.
Kisah Dewi Laila ini menjadi sebuah bukti nyata bahwa dunia olahraga tidak hanya menuntut kekuatan fisik semata, tetapi juga membutuhkan kekuatan mental yang luar biasa dan keteguhan hati yang tak tergoyahkan. Ia tidak hanya berhasil membawa nama Indonesia ke podium tertinggi, tetapi juga membawa sebuah pesan universal tentang kekuatan perempuan yang mampu menjalankan berbagai peran secara bersamaan.
Dua medali emas SEA Games 2025 yang kini tersemat di lehernya bukan sekadar sebuah prestasi olahraga semata. Bagi Dewi Laila, kedua medali tersebut merupakan simbol dari sebuah perjuangan sunyi seorang atlet, seorang istri yang setia, dan seorang calon ibu yang memilih untuk bertahan, berjuang keras, dan senantiasa percaya pada takdir hingga garis akhir kompetisi.
Tantangan Atlet Hamil: Keseimbangan Fisik dan Mental
Menjadi seorang atlet profesional membutuhkan dedikasi dan pengorbanan yang luar biasa. Namun, tantangan tersebut menjadi berlipat ganda ketika sang atlet harus menghadapi kehamilan di tengah masa persiapan dan kompetisi. Kisah Dewi Laila Mubarokah menjadi contoh inspiratif bagaimana seorang perempuan mampu mengatasi hambatan fisik dan emosional demi meraih impiannya.
Faktor-faktor yang Dihadapi Atlet Hamil:
- Perubahan Fisik: Kehamilan membawa serangkaian perubahan fisik yang signifikan. Mual di pagi hari, kelelahan yang meningkat, dan perubahan keseimbangan tubuh dapat secara langsung memengaruhi performa atlet.
- Risiko Kesehatan: Ada kekhawatiran inheren tentang kesehatan ibu dan janin. Keputusan untuk tetap berkompetisi harus didasari oleh penilaian medis yang cermat dan persetujuan dari profesional kesehatan.
- Asupan Nutrisi dan Suplemen: Memastikan asupan nutrisi yang tepat untuk mendukung kehamilan dan kebutuhan latihan adalah hal yang krusial. Penggunaan suplemen harus sangat hati-hati dan sesuai dengan panduan antidoping.
- Tekanan Mental: Selain tantangan fisik, atlet juga menghadapi tekanan mental yang besar. Kekhawatiran tentang performa, keselamatan, dan penerimaan dari tim serta publik bisa menjadi beban emosional yang berat.
Strategi Sukses Dewi Laila:
- Kerahasiaan sebagai Benteng: Keputusan Dewi Laila untuk merahasiakan kehamilannya dari sebagian besar orang memberinya ruang untuk fokus pada latihannya tanpa tekanan tambahan.
- Dukungan Lingkaran Terdekat: Komunikasi terbuka dengan suami dan pelatih menjadi kunci. Dukungan emosional dan praktis dari mereka sangat vital.
- Manajemen Mual dan Kelelahan: Ia belajar untuk mengelola gejala kehamilan dengan cara yang tidak mengganggu latihannya, menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas yang luar biasa.
- Kolaborasi dengan Tim Medis dan Pelatih: Pengawasan ketat terhadap asupan nutrisi dan vitamin, serta penyesuaian program latihan, adalah bukti profesionalisme dan kerja sama tim yang baik.
Kisah Dewi Laila Mubarokah bukan hanya tentang kemenangan di arena olahraga, tetapi juga tentang kekuatan adaptasi, ketahanan mental, dan keberanian seorang perempuan dalam menyeimbangkan berbagai peran penting dalam hidupnya. Ia membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat dan dukungan yang tepat, impian dapat diraih bahkan di tengah kondisi yang paling menantang sekalipun.

















