Dukcapil Bergerak Cepat Pulihkan Layanan Administrasi Kependudukan Pasca Bencana di Tiga Provinsi
JAKARTA – Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menunjukkan respons cepat tanggap terhadap bencana alam yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Langkah proaktif ini diambil untuk memastikan kelangsungan dan pemulihan layanan administrasi kependudukan (adminduk) bagi masyarakat yang terdampak.
Keputusan pengerahan tim lapangan ini merupakan tindak lanjut dari arahan langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian. Muhammad Nuh Al-Azhar, Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Ditjen Dukcapil, menjelaskan bahwa tim yang dipimpin oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Dukcapil Teguh Setyabudi ini segera diberangkatkan menuju kabupaten dan kota yang dilanda bencana.
“Kami segera bergerak sesuai instruksi Bapak Menteri untuk memastikan masyarakat yang terdampak bencana tetap dapat mengakses layanan vital ini,” ujar Nuh.
Untuk mengoptimalkan penanganan di lapangan, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Dukcapil Hani Syopiar Rustam, bersama para direktur di lingkungan Ditjen Dukcapil, ditunjuk sebagai koordinator lapangan di masing-masing wilayah bencana. Sementara itu, Nuh Al-Azhar sendiri bersama Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi terbang menuju Sumatera Utara melalui Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara.
Fokus Penanganan di Sumatera Utara
Di wilayah Sumatera Utara, personel Ditjen Dukcapil dibagi menjadi tiga tim yang secara spesifik ditempatkan di tiga daerah yang paling parah terdampak bencana: Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kota Sibolga. Setibanya di lokasi, tim lapangan langsung sigap membuka posko layanan adminduk. Tujuannya adalah untuk segera melayani masyarakat yang dokumen kependudukannya hilang, rusak, atau membutuhkan penerbitan dokumen baru akibat bencana.
Layanan yang diberikan mencakup penerbitan berbagai dokumen penting, mulai dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik, Kartu Keluarga (KK), akta kelahiran, akta kematian, hingga dokumen kependudukan lainnya. Tim bekerja tanpa kenal waktu, bahkan hingga larut malam.
“Tim langsung memberikan layanan administrasi kependudukan berupa KTP-elektronik, Kartu Keluarga (KK), dan lain-lain kepada masyarakat setempat hingga petang/malam hari, sekitar pukul 19.40 WIB,” ungkap Nuh, mengonfirmasi efektivitas kerja tim di lapangan pada Jumat, 12 Desember 2025.
Dukungan Teknologi untuk Kelancaran Layanan
Menyadari bahwa infrastruktur komunikasi di daerah bencana seringkali ikut terdampak, Ditjen Dukcapil tidak hanya fokus pada penerbitan dokumen. Mereka juga memberikan dukungan krusial untuk pemulihan konektivitas internet di lapangan. Dukungan ini berupa penyediaan perangkat canggih seperti Starlink, panel surya, dan power station.
Bantuan teknologi ini diserahkan kepada Dinas Dukcapil di ketiga daerah yang terdampak di Sumatera Utara. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa layanan Dukcapil dapat terus berjalan lancar meskipun jaringan komunikasi lokal terputus atau terganggu akibat bencana. Dengan adanya konektivitas yang stabil, proses pengurusan dokumen dapat dipercepat, yang sangat penting bagi warga dalam proses pemulihan.
Harapan untuk Pemulihan Sosial dan Ekonomi
Melalui kehadiran tim yang berdedikasi di lapangan serta penyediaan fasilitas pendukung yang memadai, Ditjen Dukcapil menaruh harapan besar agar kebutuhan layanan administrasi kependudukan masyarakat di wilayah terdampak bencana dapat segera terpenuhi.
Pemulihan dokumen kependudukan bukan sekadar urusan administrasi. Dokumen-dokumen ini adalah kunci bagi masyarakat untuk mengakses berbagai bantuan sosial, program pemulihan ekonomi, serta hak-hak dasar lainnya. Dengan administrasi kependudukan yang tertata kembali, proses pemulihan sosial dan ekonomi warga di wilayah terdampak bencana diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan efektif. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam hadir di tengah masyarakat, terutama pada masa-masa sulit pasca bencana.

















