Perubahan Mendasar dalam Desain Besar Olahraga Nasional
Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, telah menyatakan bahwa Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) akan mengalami revisi. Perubahan ini mencakup penambahan cabang olahraga unggulan serta penerapan sistem promosi dan degradasi berdasarkan pencapaian prestasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap cabang olahraga terus berkembang dan bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Erick Thohir menjelaskan bahwa DBON yang baru akan memiliki mekanisme promosi dan degradasi. “DBON nanti ada perbaikan karena cabor sebelumnya dan hari ini agak berbeda. Dalam DBON yang baru akan ada sistem promosi–degradasi,” ujarnya seusai bertemu pengurus dan atlet Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) di Jakarta, Selasa, 2 Desember 2025.
Dalam revisi DBON, pemerintah menetapkan 21 cabang olahraga unggulan. Daftar lengkapnya akan diumumkan secara resmi setelah proses finalisasi. Menurut Erick, status cabang unggulan tidak bersifat permanen. Setiap cabang wajib mempertahankan prestasi di level SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
Sistem Promosi dan Degradasi
Mekanisme tersebut dibuat agar federasi terus bersaing meningkatkan prestasi. “Tidak berarti 21 cabor ini aman. Pada evaluasi berikutnya di 2028, kami lihat lagi apakah ada yang harus naik atau turun,” kata Erick.
Erick juga menegaskan bahwa pemerintah akan berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kejaksaan Agung untuk memastikan pendanaan tiap cabang sesuai aturan. “Saya harus jaga teman-teman di organisasi olahraga. Jangan sampai niat semuanya baik, tapi nanti menyalahi aturan negara,” ujar dia.
Tenis Masuk Daftar Cabang Unggulan
Dalam kesempatan yang sama, Erick Thohir memastikan bahwa tenis termasuk dalam daftar 21 cabang olahraga unggulan dalam DBON yang baru. Sementara itu, padel, yang sedang berkembang di Indonesia, belum masuk daftar tersebut. “Tenis itu masuk 21 cabor unggulan. Padel belum,” kata Erick.
Saat ini, DBON lama memuat 17 cabang unggulan: atletik, panahan, sepeda, dayung, senam, angkat besi, bulu tangkis, taekwondo, karate, wushu, panjat tebing, menembak, pencak silat, renang, sepak bola, bola basket, dan bola voli.
Menurut Erick, empat cabang tambahan, termasuk tenis, dipilih berdasarkan proyeksi prestasi dan kesiapan pembinaan. Sistem promosi–degradasi juga berlaku untuk cabang baru ini. Cabang yang stagnan akan digeser oleh cabang non-unggulan yang mampu mencatat prestasi internasional, termasuk padel jika mampu membuktikan kualitas.
Tujuan DBON yang Baru
Cabang unggulan akan diumumkan secara resmi dan menjadi payung hukum bagi alokasi pendanaan negara. “Supaya tidak ada anggapan yang tidak terbuka. Kami memberi kesempatan semua cabor menata diri jika ingin masuk 21 cabor unggulan. Ada promosi dan degradasi,” tutur Erick.
Dengan adanya sistem ini, diharapkan seluruh cabang olahraga dapat lebih berkembang dan bersaing secara sehat. Ini juga akan memastikan bahwa sumber daya yang dialokasikan kepada cabang olahraga benar-benar diberikan kepada yang layak dan mampu menciptakan prestasi yang membanggakan bangsa.

















