Merenungi Kisah Santo Sabinus dan Nabi Hana: Kesetiaan dalam Keheningan Menjelang Akhir Tahun
Selasa, 30 Desember 2025, menandai Hari Keenam dalam Oktaf Natal, sebuah periode yang diisi dengan sukacita dan refleksi mendalam menjelang penutupan tahun. Hari ini Gereja Katolik memperingati Santo Sabinus, seorang Uskup dan Martir yang kisahnya menjadi pengingat akan keberanian iman. Dalam liturgi hari ini, warna putih menjadi simbol kemurnian dan sukacita Kristus yang telah lahir.
Bacaan Liturgi Hari Ini: Pesan Cinta dan Kesetiaan
Liturgi hari ini menghadirkan dua bacaan utama yang saling melengkapi, mengajak umat untuk merenungkan makna hidup dalam Kristus dan pentingnya kesetiaan kepada kehendak-Nya.
Bacaan Pertama: 1 Yohanes 2:12-17 – Hidup Kekal Melalui Ketaatan
Surat Rasul Yohanes ini ditujukan kepada berbagai kelompok umat: anak-anak, bapak-bapak, dan orang-orang muda. Yohanes menegaskan bahwa dosa-dosa mereka telah diampuni melalui nama Yesus. Bagi para bapak, ia menekankan pengenalan mereka akan Dia yang sejak semula. Sementara itu, bagi orang muda, Yohanes menyoroti kekuatan mereka dan firman Allah yang berdiam di dalam mereka, yang memungkinkan mereka mengalahkan yang jahat.
Pesan inti dari bacaan ini adalah ajakan untuk tidak mengasihi dunia dan segala isinya. Keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup, menurut Yohanes, tidak berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dunia beserta segala keinginannya akan lenyap, namun barangsiapa yang melakukan kehendak Allah, ia akan hidup selama-lamanya. Ini adalah janji yang kuat tentang keabadian bagi mereka yang memilih untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan.
- Pesan Utama: Ketaatan pada kehendak Allah adalah kunci untuk hidup kekal.
- Ajakan: Menjauhkan diri dari godaan duniawi dan memfokuskan hati pada Tuhan.
Mazmur Tanggapan: Mazmur 96:7-8a.8b-9.10 – Seruan Sukacita dan Penyembahan
Mazmur Tanggapan hari ini adalah seruan sukacita yang mengundang seluruh ciptaan untuk bersukacita dan bersorak-sorai bagi Tuhan.
Ref: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak.
Ayat-ayat mazmur ini mengajak suku-suku bangsa untuk memberikan kemuliaan dan kekuatan kepada Tuhan. Umat diajak untuk membawa persembahan dan masuk ke pelataran-Nya, menyembah-Nya dalam kekudusan. Seluruh bumi diperintahkan untuk gemetar di hadapan-Nya.
Lebih lanjut, mazmur ini menyerukan agar kabar sukacita ini disampaikan kepada segala bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.” Ini adalah pengakuan akan kedaulatan dan keadilan Allah yang menyeluruh.
- Inti Mazmur: Pengakuan atas kebesaran, kekuasaan, dan keadilan Allah.
- Ajakan: Merayakan kehadiran Tuhan dengan sukacita dan mengakui-Nya sebagai Raja alam semesta.
Bacaan Injil: Lukas 2:36-40 – Hana, Saksi Setia dalam Keheningan
Bacaan Injil hari ini membawa kita pada kisah pertemuan dengan Nabi Hana, seorang perempuan tua yang saleh, yang hadir di Bait Allah saat Yesus dipersembahkan. Hana adalah anak Fanuel dari suku Asyer, seorang janda yang telah hidup tujuh tahun bersama suaminya dan kini berusia delapan puluh empat tahun.
Yang luar biasa dari sosok Hana adalah kesetiaannya yang tak tergoyahkan kepada Bait Allah. Ia “tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.” Kehadirannya di Bait Allah pada hari persembahan Yesus bukanlah kebetulan, melainkan buah dari doa dan penantiannya yang panjang.
Saat itu, Hana datang, mengucap syukur kepada Allah, dan “berbicara tentang kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.” Ia menjadi saksi pertama dari kehadiran Sang Juru Selamat di tengah umat-Nya.
Setelah peristiwa penting ini, Maria dan Yusuf kembali ke Nazaret bersama Kanak-kanak Yesus. Injil ditutup dengan gambaran pertumbuhan Yesus: “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.”
- Kisah Utama: Kesaksian Nabi Hana tentang Yesus di Bait Allah.
- Pesan Kunci: Kesetiaan dalam doa dan ibadah dapat membuka mata batin untuk mengenali karya Allah.
Renungan Harian: Menemukan Tuhan dalam Keheningan dan Kesetiaan
Kisah Nabi Hana memberikan pelajaran yang sangat mendalam bagi kita, terutama di era modern yang serba cepat dan penuh distraksi. Ia adalah teladan dari “Sang Pendoa yang Tidak Pernah Lelah.”
1. Kesetiaan dalam Hal-hal Kecil: Fondasi Kedalaman Rohani
Anna tidak melakukan tindakan heroik yang spektakuler di mata dunia. Namun, ia melakukan sesuatu yang jauh lebih berharga: kesetiaan yang konsisten di hadapan Allah. Bait Allah menjadi rumahnya, doa menjadi napasnya, dan keheningan menjadi sahabatnya.
Di tengah gempuran notifikasi dan kesibukan digital, menjaga konsistensi dalam doa dan menjaga hati tetap tenang di hadapan Tuhan bukanlah perkara mudah. Namun, firman hari ini mengingatkan kita bahwa kesetiaan dalam hal-hal kecil jauh lebih bernilai daripada sekadar prestasi. Spiritualitas Katolik tidak selalu harus dramatis; Tuhan mencari hati yang setia, seperti hati Anna.
2. Doa yang Membentuk Mata Hati
Ketika Kanak-kanak Yesus dipersembahkan, banyak orang hadir di Bait Allah. Namun, hanya Simeon dan Anna yang mampu mengenali siapa bayi itu. Mengapa? Karena doa yang tekun membuka mata batin. Orang yang rajin berdoa belajar melihat penyertaan Tuhan dalam setiap peristiwa, mengenali berkat dalam kesederhanaan, dan mempertahankan harapan bahkan di tengah kegelapan.
3. Usia Bukan Penghalang Panggilan Tuhan
Anna sudah sangat lanjut usia, namun hal itu tidak menghalanginya untuk melayani Tuhan dan menjadi saksi. Justru di usia senjanya, ia memberikan kesaksian yang berharga. Kisah ini mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah memensiunkan siapa pun. Selama kita masih bernapas, kita memiliki misi. Bagi kaum muda, Anna adalah teladan disiplin rohani. Bagi orang tua, kesaksian mereka sangat berharga di hadapan Tuhan.
4. Tuhan Bekerja dalam Keheningan
Injil Lukas ditutup dengan gambaran pertumbuhan Yesus yang penuh hikmat dan kasih karunia Allah. Pertumbuhan ini terjadi dalam kesederhanaan dan keheningan Nazaret. Tuhan bekerja secara perlahan, dalam diam. Demikian pula dalam hidup kita, doa, kesetiaan, dan tindakan-tindakan kecil yang kita lakukan setiap hari sedang membentuk kita menjadi pribadi yang penuh hikmat dan rahmat.
Refleksi Pribadi:
- Seberapa setia saya dalam doa harian, meneladani Anna?
- Apakah saya menyediakan ruang hening dalam hidup saya, atau semuanya dipenuhi kesibukan?
- Apakah saya menyadari bahwa Tuhan dapat memakai saya, apa pun usia dan kondisi saya?
Hari ini, mari kita memohon rahmat Tuhan untuk memiliki ketekunan, keheningan, dan kesetiaan seperti Nabi Hana.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajari kami untuk setia seperti Anna. Ajari kami menemukan Engkau dalam keheningan, dalam doa yang sederhana, dan dalam kesetiaan kecil sehari-hari. Bentukkan hati kami agar mampu melihat karya-Mu dalam hidup kami. Amin.
















