Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) dramatis berhasil menyelamatkan seorang nelayan yang kapalnya tenggelam di perairan Belitung Timur. Pos SAR Belitung bergerak cepat setelah menerima laporan mengenai kecelakaan kapal KM Rahma Jaya di Perairan Karang Antu. Randruk (65), seorang warga Desa Kurnia Manggar, ditemukan selamat pada Selasa (9 Desember 2025) dini hari setelah terombang-ambing di laut.
Kronologi kejadian dan upaya penyelamatan terungkap berkat keterangan dari berbagai pihak yang terlibat.
Laporan Awal dan Respons Cepat
Indra Prasta, Komandan Pos SAR Belitung, menjelaskan bahwa informasi awal diterima dari Ramon, seorang anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), pada Senin (8 Desember 2025) pukul 23.26 WIB. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa korban berada dalam kondisi lemah dan membutuhkan pertolongan medis segera.
“Setelah menerima laporan tersebut, tim SAR kami segera meluncur ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian,” kata Indra Prasta.
Detik-Detik Tenggelamnya KM Rahma Jaya
KM Rahma Jaya bertolak dari Pelabuhan Nelayan Desa Kurnia, Manggar, pada Sabtu (6 Desember 2025) pukul 05.30 WIB dengan tujuan mencari ikan di Perairan Karang Antu. Namun, takdir berkata lain. Pada Senin (8 Desember 2025) sekitar pukul 15.00 WIB, kapal tersebut dilaporkan tenggelam akibat cuaca buruk yang tiba-tiba memburuk.
Dalam situasi genting tersebut, Randruk berusaha meminta pertolongan melalui radio. Sinyal daruratnya diterima oleh KM Gemilang, sebuah kapal nelayan lain yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Awak KM Gemilang dengan sigap mengevakuasi Randruk pada pukul 15.40 WIB. Mereka berencana membawanya ke Pelabuhan Manggar karena korban mengeluh sakit perut dan memiliki riwayat penyakit prostat.
Kondisi Korban Memburuk dan Permintaan Bantuan Lanjutan
Namun, menjelang malam, kondisi Randruk semakin memburuk akibat kepanikan dan kelelahan. Menyadari situasi darurat, RAPI kembali menghubungi Pos SAR Belitung untuk meminta bantuan intercept, yaitu penjemputan di tengah laut untuk mempercepat evakuasi medis.
Tim SAR Gabungan segera merespons permintaan tersebut. Mereka menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) 02 untuk mencari korban di tengah kegelapan malam. Setelah beberapa jam melakukan pencarian intensif, tim SAR akhirnya menemukan Randruk pada pukul 01.04 WIB di perairan Pulau Buku Limau, sekitar 19,09 mil laut dari titik awal kejadian kapal tenggelam.
“Korban segera kami bawa menuju Dermaga ASDP Manggar, dan selanjutnya dievakuasi ke Puskesmas Manggar untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut,” jelas Indra Prasta.
Akhir yang Bahagia dan Apresiasi untuk Tim SAR
Pada pukul 01.47 WIB, tim SAR tiba di dermaga dengan selamat. Setelah melakukan debriefing pada pukul 02.00 WIB, operasi SAR secara resmi diusulkan untuk ditutup. Keberhasilan operasi ini tidak lepas dari kerjasama dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak.
Unsur yang Terlibat dalam Operasi SAR
Operasi SAR ini melibatkan sejumlah unsur penting, antara lain:
- Rescue Pos SAR Belitung Timur
- Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI)
- Polairud (Kepolisian Air dan Udara)
- BPBD Beltim (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Belitung Timur)
- ABK KM Gemilang
- Tenaga medis Puskesmas Manggar
Tantangan dan Kendala di Lapangan
Pencarian dilakukan dengan menggunakan RIB 02, kapal nelayan KM Gemilang, serta didukung oleh peralatan komunikasi, penerangan, dan medis. Namun, tim SAR juga menghadapi sejumlah kendala, terutama jarak pandang yang terbatas karena operasi dilakukan pada malam hari.
Imbauan Keselamatan untuk Nelayan
Indra Prasta mengimbau seluruh nelayan untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut. Mengingat angin barat sedang aktif dengan kecepatan mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,2 meter di perairan Belitung Timur, kewaspadaan ekstra sangat diperlukan.
“Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama. Pastikan semua alat komunikasi berfungsi dengan baik dan selalu gunakan pelampung saat berlayar,” tegasnya.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan di laut dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kondisi cuaca buruk. Kerjasama dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak juga menjadi kunci keberhasilan dalam operasi pencarian dan penyelamatan.

















