SenseTime mungkin telah meredup dari sorotan sebagai salah satu “naga AI” Tiongkok, tetapi upayanya dalam AI multimodal dan dunia nyata mengisyaratkan kebangkitan.
Pelopor kecerdasan buatan Tiongkok, SenseTime, bertaruh bahwa akarnya dalam visi komputer akan membantunya memimpin fase AI berikutnya, seiring industri beralih menuju sistem multimodal dan kecerdasan terwujud (embodied intelligence) di dunia fisik, menurut salah satu pendiri dan kepala ilmuwan Lin Dahua.
Dalam wawancara dengan Post pada hari Rabu, Lin mengatakan keahlian perusahaan yang telah lama ada dalam AI berbasis visi menempatkannya pada posisi yang kuat untuk menjadi pemimpin dalam embodied intelligence, robotika, dan agen AI yang beroperasi di lingkungan dunia nyata, pada saat terdapat perdebatan yang berkembang tentang batasan model bahasa besar (LLM).
“Pendekatan strategis kami agak mirip dengan Google di Amerika Serikat, yang terutama berfokus pada AI multimodal termasuk Nano Banana Pro terbaru. Mereka juga memulai dengan kemampuan visi sebagai inti, kemudian menambahkan kemampuan bahasa untuk menciptakan sistem multimodal yang nyata,” kata Lin, yang juga merupakan profesor madya teknik informasi di Chinese University of Hong Kong.
Apakah Anda memiliki pertanyaan tentang topik dan tren terbesar dari seluruh dunia? Dapatkan jawabannya denganSCMP Knowledge, platform konten pilihan baru kami dengan penjelasan, FAQ, analisis, dan infografis yang dipersembahkan oleh tim pemenang penghargaan kami.
Perusahaan yang terdaftar di Hong Kong ini, yang lama dianggap sebagai salah satu penyedia pengenalan wajah terkemuka di dunia, sedang berusaha untuk mengukir peran baru di era AI generatif yang menyusul peluncuran ChatGPT tiga tahun lalu.
Memperluas perbandingannya dengan Google – yang memiliki kemampuan mendalam di seluruh tumpukan AI, termasuk chip TPU miliknya sendiri untuk melatih model – Lin mengatakan keputusan SenseTime sejak awal 2018 untuk membangun pusat data skala besar telah meletakkan dasar yang kuat bagi ambisinya.
Per Agustus, total daya komputasi perusahaan mencapai sekitar 25.000 petaflops, naik 8,7 persen sejak awal tahun, setelah melonjak 92 persen sepanjang tahun 2024.
Petaflop adalah ukuran standar kecepatan komputasi yang setara dengan satu kuadriliun kalkulasi per detik – tolok ukur penting bagi perusahaan yang membangun infrastruktur AI skala besar.
Kapasitas tersebut diperkirakan akan terus berkembang dengan kecepatan “dua digit tinggi hingga tiga digit” selama dua tahun ke depan, kata salah satu pendiri SenseTime dan presiden SenseCore, Yang Fan, kepada Post pada bulan April. SenseCore adalah unit infrastruktur AI perusahaan.
SenseTime,yang masuk daftar hitam AS, juga termasuk di antara perusahaan teknologi besar Tiongkok paling awal yang mulai beralih ke chip produksi dalam negeri.
Pangsa dari total daya komputasinya yang kini disediakan oleh chip buatan dalam negeri telah mencapai “angka dua digit”, kata Lin, tanpa mengungkapkan angka pastinya.
Didirikan pada tahun 2014 oleh para profesor di Chinese University of Hong Kong, SenseTime adalah bagian dari gelombang pertama “naga AI” di China. Profilnya meredup dalam beberapa tahun terakhir karena generasi yang lebih muda dari “harimau AI” – termasuk Moonshot AI, MiniMax, dan Zhipu AI, yang fokus utamanya pada LLM – merebut perhatian.
Lin berpendapat bahwa kurangnya perhatian relatif terhadap SenseTime tidak berarti perusahaan itu tertinggal dalam perlombaan AI.
Beberapa perusahaan merilis model setiap beberapa bulan sekali, lalu menghilang setelah tiga atau empat minggu,” katanya. “Merilis model sumber terbuka akan menghasilkan sedikit kehebohan di media, tetapi itu bukan strategi yang berkelanjutan.
Setelah merestrukturisasi operasinya akhir tahun lalu untuk fokus kembali pada aktivitas AI inti, SenseTime mempersempit kerugian yang disesuaikan pada paruh pertama tahun ini sebesar 50 persen dari tahun sebelumnya, dibantu oleh lonjakan pendapatan dari divisi AI generatifnya.
Penjualan di unit tersebut melonjak 72,7 persen menjadi 1,82 miliar yuan, meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan keseluruhan menjadi sekitar 77 persen, naik dari 60,4 persen dari tahun sebelumnya. Saham perusahaan telah meningkat sekitar 32,5 persen selama 12 bulan terakhir.
Meskipun Lin mengakui bahwa kemampuan bahasa dari model SenseNova andalan SenseTime tidak “terdepan di industri”, dia mengatakan bahwa kekuatannya dalam AI multimodal lebih penting untuk kecerdasan terwujud (embodied intelligence) dan robotika – bidang-bidang yang telah menerima lebih banyak dukungan pemerintah di Tiongkok daripada di AS.
Dia menambahkan bahwa hubungan jangka panjang SenseTime dengan klien perusahaan besar memberi perusahaan itu keunggulan unik dalam mengumpulkan data untuk melatih robot dan agen AI generasi berikutnya dengan aplikasi praktis.
Perusahaan tersebut juga telah mendukung perusahaan rintisan robotika, termasuk Ace Robotics, yang diketuai oleh salah satu pendiri dan direktur eksekutif Wang Xiaogang, yang akan meluncurkan robot anjing pertamanya minggu depan.
Pendekatan kami mirip dengan Google, yang awalnya terkejut ketika OpenAI meluncurkan ChatGPT dan kemudian membuat beberapa kesalahan yang menyeret turun harga sahamnya,” kata Lin. “Namun kemudian Anda melihat bahwa keahlian teknologi mendalam, akumulasi data, bakat, dan infrastruktur mereka secara bertahap menang untuk mengamankan keunggulan abadi bagi mereka.
Lebih Banyak Artikel dari SCMP
DAB Hong Kong mengusulkan 5 langkah bantuan untuk warga yang kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran
Dukungan kesehatan mental penting bagi seluruh masyarakat setelah tragedi kebakaran Tai Po
Tiongkok mengungkap lebih banyak tentang konfrontasi di udara, harga konsumen sedikit naik: Sorotan harian SCMP
Caspar Fownes kembali mendorong Joao Moreira untuk kembali ke Hong Kong setelah pasangan ini meraih dua kemenangan di Happy Valley
Artikel ini awalnya muncul di South China Morning Post (www.scmp.com), media berita terkemuka yang meliput berita tentang Tiongkok dan Asia.
Hak Cipta (c) 2025. South China Morning Post Publishers Ltd. Semua hak dilindungi undang-undang.
