Antisipasi Lonjakan Kendaraan Libur Nataru 2025/2026, Polda DIY Siapkan Skenario Hingga 2,4 Juta Kendaraan
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, Kepolisian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mengambil langkah antisipasi guna menghadapi potensi lonjakan arus kendaraan. Berdasarkan proyeksi yang disusun, Polda DIY siap menangani skenario jika volume lalu lintas mencapai angka fantastis, yaitu sekitar 2,4 juta kendaraan. Angka ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan periode Nataru tahun sebelumnya.
Direktur Lalu Lintas Polda DIY, Kombes Pol Yuswanto Ardi, menjelaskan bahwa proyeksi 2,4 juta kendaraan ini didasarkan pada data arus kendaraan yang tercatat pada libur Nataru 2024/2025, yang saat itu mencapai sekitar 1,6 juta kendaraan. “Kami sudah siap ketika peningkatan itu kurang lebih sekitar 50 persen atau di angka 2,4 juta kendaraan,” ungkap Kombes Pol Yuswanto Ardi.
Persiapan ini tidak hanya terfokus pada jalur utama yang menuju jantung Kota Yogyakarta, tetapi juga mencakup kawasan-kawasan wisata yang diprediksi akan mengalami kepadatan luar biasa selama periode libur panjang tersebut. Menindaklanjuti arahan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kombes Pol Yuswanto Ardi mengimbau para pengendara yang tidak memiliki tujuan akhir di dalam Kota Yogyakarta untuk sebisa mungkin menghindari jalur-jalur pusat kota.
“Karena pasti akan terjadi kepadatan. Kami telah menyiapkan jalur seputaran Ring Road, baik itu Ring Road Utara, Selatan, Barat, dan Timur,” tegas Kombes Pol Yuswanto Ardi. Penggunaan jalur-jalur lingkar ini diharapkan dapat mengalihkan sebagian besar volume kendaraan, sehingga kepadatan di pusat kota dapat diminimalisir.
Untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas, Polda DIY telah menyiapkan inovasi dalam penyampaian informasi rekayasa lalu lintas. Petunjuk mengenai pengaturan lalu lintas akan disampaikan melalui kode QR (QR code) yang dapat dipindai secara langsung oleh masyarakat. “Kami akan me-‘launching’ beberapa petunjuk dengan menggunakan QR code, yang mana itu dapat langsung dipindai oleh masyarakat,” jelas Kombes Pol Yuswanto Ardi. Dengan cara ini, pengendara dapat dengan mudah mengakses informasi terbaru mengenai rute alternatif dan penyesuaian lalu lintas secara real-time.
Dampak Penutupan Jembatan Kewek dan Rekayasa Lalu Lintas di Kawasan Malioboro
Salah satu titik yang diprediksi akan mengalami perubahan pola pergerakan lalu lintas secara signifikan adalah kawasan Malioboro. Perubahan ini tidak terlepas dari penutupan Jembatan Kewek yang sedang berlangsung. Situasi ini menuntut adanya rekayasa lalu lintas yang cermat, terutama bagi kendaraan yang datang dari arah Stasiun Tugu.
Sebelumnya, kendaraan dari Stasiun Tugu dapat langsung berbelok menuju Malioboro. Namun, dengan adanya penutupan Jembatan Kewek, pengendara dari arah Stasiun Tugu tidak lagi dapat melakukan belok langsung tersebut. Mereka diwajibkan untuk memutar melalui Stadion Kridosono. Rekayasa ini juga akan berdampak pada area di sekitar simpang Gramedia dan jalan di depan Rumah Sakit Bethesda, Kota Yogyakarta.
“Jadi, dari simpang Gramedia nanti akan diizinkan mengarah ke arah timur, melewati depan Rumah Sakit Bethesda, kemudian untuk masuk ke kawasan Malioboro, dipersilakan melalui flyover Lempuyangan,” terang Kombes Pol Yuswanto Ardi, menjelaskan rute alternatif yang harus ditempuh. Pengalihan arus ini bertujuan untuk menjaga kelancaran lalu lintas di area terdampak dan memastikan akses ke Malioboro tetap dapat dijangkau.
Data Awal Menunjukkan Tren Peningkatan Aktivitas
Berdasarkan pemantauan awal yang dilakukan pada hari Minggu, 21 Desember, melalui metode “people counting” di kawasan Malioboro, Kepala Subdirektorat Keamanan dan Keselamatan Ditlantas Polda DIY, AKBP Widya Mustikaningrum, melaporkan angka pergerakan orang yang cukup tinggi. Dalam rentang waktu satu jam, antara pukul 13.00 hingga 14.00 WIB, tercatat lebih dari 7.000 pergerakan orang di kawasan ikonik tersebut.
Selain itu, data “traffic counting” pada jam yang sama juga menunjukkan volume kendaraan yang signifikan di pintu masuk kota dan ruas perbatasan DIY-Jawa Tengah. Lebih dari 11.000 kendaraan tercatat memasuki wilayah DIY. Aktivitas arus kendaraan di titik keluar tol juga mengalami peningkatan, khususnya melalui Exit Prambanan. Tercatat sebanyak 827 kendaraan memasuki wilayah DIY dan 852 kendaraan keluar dari wilayah tersebut melalui exit tol yang sama.
“Kalau melihat angka memang terjadi peningkatan dan di lapangan pun terlihat memang meningkat,” ujar AKBP Widya Mustikaningrum, mengonfirmasi adanya tren peningkatan aktivitas yang mulai terasa. Data awal ini menjadi dasar kuat bagi Polda DIY untuk terus mematangkan strategi dan kesiapan dalam menghadapi puncak arus libur Nataru 2025/2026.

















