Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) telah menyatakan kesiapannya untuk mempersiapkan 500.000 pekerja migran Indonesia (PMI) pada tahun 2026. Langkah ambisius ini sejalan dengan visi Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, yang menargetkan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia secara masif. Untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian P2MI tengah menggarap serangkaian persiapan intensif yang mencakup peningkatan kapasitas dan pelatihan SDM, serta pemetaan kebutuhan tenaga kerja di berbagai negara tujuan penempatan.
Menteri P2MI, Mukhtarudin, dalam sebuah rilis pers yang diterima pada Rabu (17/12/2025), menegaskan komitmen kementeriannya. “Yang jelas, kami akan melakukan program quick win dari Bapak Presiden, yaitu menyiapkan 500.000 pekerja migran, baik dari sisi fokusnya, penyiapan SDM-nya, maupun penempatannya,” ujarnya. Pernyataan ini disampaikan Mukhtarudin saat menghadiri acara media gathering Kementerian P2MI bersama para pimpinan redaksi media nasional di Jakarta, pada Selasa (16/12/2025).
Kemitraan Strategis untuk Keberhasilan
Dalam upaya mencapai target besar ini, Mukhtarudin menekankan betapa krusialnya kerja sama lintas sektor dan kemitraan strategis. Ia menjelaskan bahwa Kementerian P2MI akan menggandeng seluruh stakeholders yang terlibat. Ini meliputi berbagai instrumen negara, lembaga, instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah, serta berintegrasi dengan program-program yang telah dijalankan oleh kementerian lain. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem penyiapan dan penempatan PMI.
Peningkatan Kualitas SDM Melalui Sekolah Rakyat
Salah satu inisiatif konkret yang sedang digalakkan adalah pemanfaatan program Sekolah Rakyat. Program ini dirancang sebagai wadah utama untuk meningkatkan kualitas SDM calon PMI. Melalui pendekatan ini, pemerintah berupaya menyediakan pendidikan, vokasi, dan pelatihan yang benar-benar selaras dengan tuntutan dan kebutuhan pasar kerja global.
Mukhtarudin menjelaskan bahwa program Sekolah Rakyat ini memiliki urgensi tinggi. “Ini harus kami lakukan karena ini program quick win dan core program yang diumumkan langsung oleh Bapak Presiden sehingga menjadi prioritas,” tegasnya. Dengan demikian, program ini bukan hanya sekadar inisiatif tambahan, melainkan menjadi tulang punggung dalam upaya pencapaian target 500.000 PMI terampil.
Penguatan Perlindungan dan Pemberdayaan PMI
Lebih lanjut, Kementerian P2MI tidak hanya berfokus pada peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, tetapi juga memberikan perhatian besar pada aspek perlindungan dan pemberdayaan PMI. Hal ini akan dilakukan melalui sinergi yang kuat dengan kementerian lain, pemerintah daerah, lembaga pelatihan profesional, serta institusi pendidikan tinggi.
“Jadi, semuanya akan kami lakukan secara sistematis dan berkelanjutan,” pungkas Mukhtarudin. Pendekatan sistematis dan berkelanjutan ini penting untuk memastikan bahwa seluruh proses, mulai dari rekrutmen, pelatihan, penempatan, hingga pasca-kepulangan, berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi para pekerja migran.
Program peningkatan SDM ini diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan jumlah PMI yang memiliki keterampilan tinggi dan siap bersaing di pasar kerja internasional. Lebih dari itu, program ini juga bertujuan untuk memastikan perlindungan optimal bagi mereka di setiap tahapan. Mulai dari fase pra-penempatan, selama mereka bekerja di luar negeri, hingga pasca-kepulangan ke tanah air. Perlindungan yang komprehensif ini sangat penting untuk mendukung pembangunan nasional secara berkelanjutan, di mana para PMI yang kembali dengan bekal keterampilan dan pengalaman dapat berkontribusi lebih besar lagi bagi kemajuan bangsa.

















