Program Dokter Terbang Kaltara Tetap Berlanjut Meski Anggaran Dipangkas
Program pelayanan kesehatan inovatif melalui udara, yang dikenal sebagai “dokter terbang,” di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dipastikan akan terus beroperasi. Keputusan ini diambil meskipun anggaran untuk tahun mendatang akan mengalami pemotongan drastis, diperkirakan berkurang hampir separuh dari nilai Rp 1,9 miliar yang dialokasikan tahun ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltara, Usman, dalam keterangannya kepada media pada Minggu (21/12/2025), menyatakan bahwa program dokter terbang telah mencapai hampir seluruh wilayah sasaran yang telah ditetapkan. Layanan ini secara khusus ditujukan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang menghadapi kendala aksesibilitas, baik melalui jalur darat maupun laut.
Evaluasi Pelaksanaan Program Dokter Terbang Hingga Akhir 2025
Usman menjelaskan bahwa hingga penghujung tahun 2025, pelaksanaan program dokter terbang telah berjalan hampir sempurna. Ini berarti bahwa layanan kesehatan yang disediakan oleh program ini telah berhasil menjangkau mayoritas wilayah yang menjadi target utama.
“Ya, saya kira sudah hampir selesai, hampir 100 persen yang kita lakukan untuk kegiatan pelayanan dokter terbang. Artinya wilayah-wilayah yang kita target untuk melayani pelayanan dokter terbang itu sudah hampir semua,” ujar Usman.
Program dokter terbang ini dirancang untuk beroperasi sepanjang tahun, dengan fokus utama pada penyediaan layanan kesehatan di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Kondisi geografis Kaltara yang sebagian besar terdiri dari wilayah kepulauan dan dataran yang sulit diakses menjadikan program ini sangat krusial. Tim dokter terbang menggunakan pesawat untuk mencapai lokasi-lokasi tersebut, membawa tenaga medis, obat-obatan, dan peralatan kesehatan yang dibutuhkan.
Penyesuaian Anggaran dan Prioritas Layanan di Masa Depan
Meskipun keberhasilan program ini tidak diragukan, tahun anggaran mendatang akan membawa perubahan signifikan terkait alokasi dana. Anggaran untuk program dokter terbang akan mengalami penyesuaian, dengan perkiraan pemotongan hingga setengah dari anggaran tahun 2025.
“Untuk anggarannya memang besarnya agak berkurang, mungkin separuhnya dari sekarang. Dari Rp 1,9 miliar, mungkin sekitar separuhnya. Jadi hanya mencapai ratusan juta saja kemungkinan,” ungkap Usman.
Pengurangan anggaran ini secara otomatis akan memengaruhi cakupan dan prioritas pelaksanaan program di masa mendatang. Dinas Kesehatan Kaltara akan menerapkan sistem skala prioritas dalam menentukan wilayah mana saja yang akan dilayani oleh dokter terbang.
Strategi Baru Pelaksanaan Dokter Terbang
Dengan adanya penyesuaian anggaran, strategi pelaksanaan program dokter terbang akan dirombak untuk memastikan efektivitas dan efisiensi.
- Penentuan Prioritas Wilayah:
- Daerah yang paling membutuhkan layanan kesehatan akan menjadi fokus utama.
- Penilaian akan didasarkan pada tingkat kesulitan aksesibilitas dan kebutuhan medis masyarakat setempat.
- Wilayah perbatasan yang secara geografis sulit dijangkau akan mendapat perhatian khusus.

Usman menegaskan bahwa meskipun detail mengenai wilayah mana saja yang telah dikunjungi sepanjang tahun ini belum dirinci, komitmen untuk melanjutkan program ini sangat kuat. Hal ini didasari oleh pengakuan bahwa program dokter terbang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, bahkan telah mendapatkan penghargaan sebagai inovasi pelayanan publik.
“Artinya dipastikan ini dokter terbang tetap berlanjut. Karena memang ini juga sudah mendapat penghargaan sebagai inovasi pelayanan publik,” tegasnya.
Lebih lanjut, Usman menekankan bahwa pengurangan anggaran tidak akan menyurutkan komitmen pemerintah dalam menghadirkan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil.
“Yang penting program ini tetap kita laksanakan,” pungkasnya, seorang alumni Universitas Hasanuddin, Makassar.
Program dokter terbang ini merupakan contoh nyata bagaimana inovasi teknologi dan dedikasi tenaga medis dapat menjembatani kesenjangan akses kesehatan, terutama di daerah-daerah yang secara tradisional sulit dijangkau. Meskipun tantangan anggaran dihadapi, keberlanjutan program ini diharapkan dapat terus memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat Kaltara.

















