Merajut Sejarah dan Seni: UGM Gelar Pameran Jejak Perjalanan Pengetahuan dan Nitirupa Sambut Nitilaku 2025
Universitas Gadjah Mada (UGM) menyambut perayaan akbar Nitilaku 2025 dengan menyelenggarakan dua pameran prestisius: Pameran Jejak Perjalanan Pengetahuan UGM dan Pameran Seni Nitirupa. Inisiatif ini merupakan bagian integral dari rangkaian Dies Natalis ke-76 UGM, yang tahun ini mengusung tema kuat “Ruwat Rawat Kebangsaan”. Kedua pameran ini dibuka untuk umum di Student Center Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM mulai tanggal 10 hingga 15 Desember 2025, menawarkan pengalaman mendalam tentang perjalanan, pencapaian, dan denyut nadi budaya universitas tertua di Indonesia ini.
Pameran Jejak Perjalanan Pengetahuan UGM menjadi gerbang awal yang memukau bagi setiap pengunjung. Begitu melangkah masuk, pengunjung akan disambut oleh desain area pameran yang dirancang menyerupai gapura khas kampus UGM di masa lampau. Nuansa historis yang kental segera menyelimuti, membawa setiap individu seolah kembali ke akar pendirian universitas ini, menapaki jejak awal pembentukannya.
Perjalanan kognitif ini kemudian membawa pengunjung menyusuri empat zona fakultas yang dipilih secara khusus untuk merepresentasikan evolusi keilmuan di UGM. Zona-zona tersebut meliputi Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran Gigi, serta Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan. Setiap zona menampilkan perkembangan, penemuan, dan kontribusi signifikan dari masing-masing fakultas, memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana UGM telah menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang dinamis.
Membangun Kesadaran Sejarah Akademik
Bambang Paningron, Ketua Pokja Nitilaku, menjelaskan bahwa penyelenggaraan pameran ini dilatarbelakangi oleh sebuah temuan penting. “Kami menemukan bahwa masih banyak mahasiswa yang belum sepenuhnya memahami sejarah awal UGM,” ungkap Bambang. Ia melanjutkan, “Banyak yang belum menyadari bahwa UGM berawal dari lingkungan Keraton, sebelum akhirnya mengalami proses pemindahan dan pengembangan kampus yang masif pada era 1970-an.”
Pengetahuan tentang akar sejarah universitas, menurut Bambang, adalah fondasi penting bagi setiap sivitas akademika. “Rasanya tidak lengkap rasanya kuliah di UGM tanpa mengetahui asal-usulnya yang kaya. Pertanyaan mendasar seperti ‘UGM berasal dari mana?’ atau ‘Bagaimana sejarahnya?’ seharusnya sudah menjadi pengetahuan dasar bagi setiap mahasiswa. Oleh karena itu, perjalanan panjang inilah yang kami tampilkan dalam pameran ini,” tegas Bambang, menekankan urgensi pemahaman sejarah.
Nitirupa: Ruang Ekspresi Seni dan Budaya UGM
Tidak hanya memanjakan mata dengan kilas balik sejarah, rangkaian Nitilaku 2025 juga menghadirkan Pameran Seni Nitirupa. Pameran ini menjadi etalase bagi karya-karya seni yang dihasilkan oleh para seniman dari kalangan mahasiswa dan alumni UGM. Bambang Paningron menyoroti pentingnya pameran seni ini sebagai penegasan visi UGM. “Pameran ini ingin menegaskan bahwa UGM tidak hanya identik dengan sains dan riset, tetapi juga memiliki perhatian yang sangat besar terhadap seni dan kebudayaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pameran Seni Nitirupa ini semakin diperkaya dengan kehadiran para seniman ternama di luar lingkungan UGM. Nama-nama seperti Nasirun, Budi Ubrux, dan Astuti Kusumo turut berpartisipasi, membawa perspektif dan karya-karya mereka yang telah diakui. Keterlibatan mereka tidak hanya menambah bobot artistik pameran, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara UGM dengan komunitas seni yang lebih luas. “Kehadiran para seniman eksternal ini semakin memberikan dukungan yang luar biasa bagi pameran kami,” tambah Bambang.
Sambutan Hangat dan Antusiasme Pengunjung
Respon positif terhadap kedua pameran ini terlihat jelas dari antusiasme para pengunjung. Salah seorang mahasiswa Fakultas Vokasi UGM, Eki, memberikan apresiasi tinggi. Ia menilai pameran ini sangat menarik dan kaya akan informasi. “Pamerannya sangat menarik dan sarat pengetahuan,” ujarnya.
Rekan Eki, Tia, menambahkan bahwa pameran ini menjadi semacam penyegaran di tengah padatnya jadwal perkuliahan, khususnya di masa Ujian Akhir Semester. “Pameran ini menjadi penyegaran yang sangat berarti di sela-sela Ujian Akhir Semester,” ungkap Tia. Keduanya sepakat memberikan rekomendasi kuat bagi seluruh civitas akademika UGM. “Kawan-kawan UGM wajib banget buat ke sini,” pungkas Eki, mengakhiri komentarnya.
Pameran Jejak Perjalanan Pengetahuan UGM dan Pameran Seni Nitirupa ini bukan sekadar rangkaian acara Dies Natalis, melainkan sebuah upaya UGM untuk merawat memori kolektif, merayakan keberagaman ekspresi, dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus berkontribusi dalam merawat kebangsaan melalui ilmu pengetahuan dan seni.

















