Para individu terkaya di dunia mengalokasikan kekayaan besar mereka sebagian besar melalui investasi cerdas, baik yang berasal dari perusahaan yang mereka dirikan sendiri maupun perusahaan yang mereka dukung pendanaannya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, sektor dan wilayah geografis mana yang dipandang paling menjanjikan oleh para miliarder ini untuk tahun mendatang? Sebuah laporan terbaru dari UBS memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, menguraikan strategi investasi para klien miliardernya.
Setiap tahun, UBS melakukan survei komprehensif terhadap klien miliardernya, mencakup berbagai topik, termasuk rencana investasi mereka untuk periode 12 bulan ke depan dan pandangan jangka panjang lima tahun. Hasil survei tahun ini menunjukkan pergeseran sentimen yang signifikan, dengan optimisme jangka pendek yang meningkat pesat di dua wilayah utama dibandingkan tahun sebelumnya: Eropa Barat dan Tiongkok.
Pergeseran Geografis Investasi Miliarder
Data survei UBS mengungkapkan tren yang menarik. Sebanyak 40% responden miliarder menyatakan melihat peluang investasi yang signifikan di Eropa Barat dalam 12 bulan ke depan. Angka ini merupakan peningkatan drastis dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya mencapai 18%. Khusus untuk Tiongkok, optimisme juga melonjak, dengan 34% responden melihat potensi investasi, naik dari 11% pada survei sebelumnya.
Kawasan Asia Pasifik, di luar Tiongkok, juga menunjukkan peningkatan minat yang substansial. Wilayah ini mencatat kenaikan delapan poin persentase dalam minat investasi, dengan 33% responden menyatakan pandangan yang optimis.
Sebaliknya, Amerika Utara mengalami penurunan popularitas yang paling mencolok sebagai destinasi investasi. Jika pada survei tahun sebelumnya 80% responden lebih menyukai kawasan ini, kini hanya 63% yang menyatakan minat serupa untuk tahun mendatang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sentimen Investasi
Pergeseran sentimen ini tidak terjadi tanpa alasan. Laporan UBS menyoroti beberapa risiko yang menjadi perhatian utama para miliarder, yang secara kolektif membentuk persepsi mereka terhadap pasar global.
- Tarif dan Kebijakan Perdagangan: Sebanyak 66% responden mengidentifikasi tarif sebagai salah satu faktor yang paling mungkin memberikan dampak negatif pada lingkungan pasar dalam 12 bulan ke depan. Kekhawatiran akan perang dagang dan proteksionisme tampaknya menjadi pendorong utama di balik sentimen ini.
- Konflik Geopolitik: Potensi konflik geopolitik skala besar juga menjadi perhatian serius, dengan 63% responden menyebutnya sebagai risiko signifikan. Ketidakstabilan global dapat menciptakan ketidakpastian yang memengaruhi pasar keuangan secara luas.
- Ketidakpastian Kebijakan: Ketidakpastian kebijakan, baik di tingkat domestik maupun internasional, juga menjadi faktor penentu. Sebanyak 59% responden merasa khawatir tentang hal ini, yang dapat mengganggu perencanaan investasi jangka panjang.
- Inflasi yang Lebih Tinggi: Meskipun inflasi telah menjadi isu yang dibahas selama beberapa waktu, kekhawatiran akan tingkat inflasi yang lebih tinggi tetap ada, dengan 44% responden menganggapnya sebagai ancaman potensial.
Menanggapi pergeseran ini, laporan UBS Eropa mengutip pandangan bahwa “Saya tidak melihat Amerika Utara sebagai tujuan investasi utama, meskipun pasarnya tetap dalam dan inovatif.”
Diversifikasi dan Aset Riil Menjadi Prioritas
Dalam menghadapi potensi risiko dan ketidakpastian, para investor miliarder semakin menekankan pentingnya diversifikasi. Konsentrasi geografis yang berlebihan dapat menciptakan risiko yang tidak perlu. Oleh karena itu, peluang yang lebih baik sering kali ditemukan dalam mengalihkan fokus ke aset riil. Aset-aset ini, seperti properti atau komoditas, menawarkan nilai intrinsik dan perlindungan yang lebih nyata, terutama dalam lingkungan pasar yang bergejolak atau berpotensi inflasi.
Meskipun saham publik mungkin lebih menarik dalam siklus pasar saat ini dibandingkan obligasi, pendekatan yang dianjurkan oleh UBS menekankan pada pemeliharaan stabilitas dan ketahanan portofolio, daripada hanya mengejar pergerakan pasar jangka pendek.
Aset Pilihan untuk Investasi Jangka Pendek
Terlepas dari pergeseran pandangan jangka pendek, prospek investasi untuk tahun depan secara umum tetap stabil. Laporan tersebut secara rinci memaparkan aset-aset mana yang paling diminati oleh para investor miliarder untuk dialokasikan.
- Saham Swasta (Private Equity): Aset yang paling umum disebutkan oleh responden sebagai tujuan investasi mereka dalam 12 bulan ke depan adalah saham swasta, bukan saham publik. Sebanyak 49% responden berencana untuk menginvestasikan dana mereka secara langsung di sektor ini.
- Hedge Funds dan Saham Publik Pasar Negara Maju: Posisi kedua ditempati oleh hedge funds dan saham publik dari pasar negara maju, yang keduanya diminati oleh 43% responden.
- Saham Publik Pasar Negara Berkembang: Saham publik dari pasar negara berkembang menyusul di belakang, dengan 37% responden menyatakan minatnya.
- Dana Ekuitas Swasta (Private Equity Funds): Dana ekuitas swasta juga menjadi pilihan populer berikutnya, dengan 35% responden.
Menariknya, di samping niat yang lebih tinggi untuk berinvestasi pada aset-aset tersebut, responden juga menunjukkan niat yang lebih tinggi untuk menarik uang mereka dari ekuitas swasta dibandingkan dengan saham perusahaan publik. Hal ini menunjukkan adanya penyesuaian strategi dalam pengelolaan portofolio ekuitas swasta.
Sebagai ilustrasi, beberapa reksa dana yang menawarkan eksposur terhadap aset-aset publik yang paling diunggulkan oleh investor miliarder untuk tahun mendatang meliputi:
- iShares MSCI Eurozone ETF (EZU)
- iShares MSCI China ETF (MCHI)
- Global X Emerging Markets ex-China ETF (EMM)
- Vanguard Tax Managed Fund FTSE Developed Markets ETF (VEA)
Pergeseran strategi investasi para miliarder ini mencerminkan respons mereka terhadap lanskap ekonomi global yang dinamis, di mana risiko geopolitik, ketidakpastian kebijakan, dan inflasi menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan investasi. Diversifikasi dan alokasi ke aset riil tampaknya menjadi kunci utama dalam menjaga kekayaan mereka di tengah ketidakpastian.

















