Banjir Rendam Kampung Muara Kelantan Akibat Hujan Deras dan Drainase Tersumbat
Hujan yang tak kunjung reda sejak awal Desember telah menyebabkan genangan air yang mengkhawatirkan di Kampung Muara Kelantan, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak. Kondisi ini diperparah oleh sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air yang tinggi, mengakibatkan air merendam rumah-rumah warga hingga ketinggian yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.
Salah satu warga yang terdampak adalah Siti (42) dari RT 009. Ia mengaku tidak sempat menyelamatkan banyak barang berharga ketika air setinggi betis orang dewasa tiba-tiba masuk ke ruang tamu rumahnya. Demi keselamatan dan mengurangi risiko, Siti bersama keluarga terpaksa mengungsi ke aula kantor pemerintahan kampung.
“Air naik cepat sekali. Kami takut kalau hujan turun lagi di malam hari, jadi langsung memutuskan untuk mengungsi ke aula kampung,” ujar Siti pada Rabu (17/12/2025). Bersama suami dan anak-anaknya, Siti hanya sempat membawa barang-barang yang benar-benar penting. Ia merasakan bahwa banjir kali ini jauh lebih parah dibandingkan kejadian serupa di masa lalu.
Akar Masalah: Curah Hujan Tinggi dan Drainase yang Mampet
Menurut Siti dan warga lainnya, tingginya curah hujan yang terjadi sejak awal Desember membuat tanah menjadi jenuh air. Situasi ini diperburuk oleh kondisi parit dan kanal di sekitar permukiman yang tidak mampu menampung lonjakan debit air yang datang secara bersamaan.
“Kami sangat berharap parit-parit di sini segera dibersihkan. Kalau hujan terus-menerus seperti ini, kami khawatir ketinggian air akan semakin bertambah,” tambahnya.
Dampak dan Evakuasi Warga
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siak, banjir di Kampung Muara Kelantan ini setidaknya telah merendam tiga RT. Di RT 009, sebanyak 20 kepala keluarga terdampak langsung dengan air yang masuk ke dalam rumah mereka. Sementara itu, di RT 004, sebanyak 20 kepala keluarga mengalami genangan di halaman rumah, dan di RT 005, sekitar 10 kepala keluarga juga merasakan dampak serupa. Ketinggian muka air di beberapa titik tercatat mencapai sekitar 30 sentimeter.
Menanggapi situasi darurat ini, pemerintah kampung bersama pihak kecamatan sigap melakukan upaya evakuasi terhadap warga yang terdampak. Aula Gedung TPP Kampung Muara Kelantan kini difungsikan sebagai tempat pengungsian sementara untuk menampung para pengungsi.
Upaya Penanganan dan Koordinasi Lintas Sektor
Selain upaya evakuasi, warga setempat juga menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi. Mereka secara swadaya melakukan pembersihan kanal menggunakan alat berat yang dipinjam dari pihak swasta. Biaya bahan bakar dan operasional untuk kegiatan pembersihan ini ditanggung bersama oleh warga.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Siak, Novendra Kasmara, menjelaskan bahwa banjir di Muara Kelantan dipicu oleh dua faktor utama: tingginya curah hujan yang berlangsung sejak awal Desember dan tersumbatnya sejumlah kanal serta parit.
“Saat ini, kondisi air di Muara Kelantan masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Kami terus melakukan pemantauan ketat terhadap debit air, melaksanakan patroli rutin di wilayah-wilayah yang rawan terdampak, serta menjalin koordinasi yang erat dengan pemerintah kampung dan kecamatan untuk merencanakan langkah-langkah penanganan lanjutan,” ujar Novendra.
Ia juga tidak lupa mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya banjir susulan. Berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah Kabupaten Siak, termasuk di Kecamatan Sungai Mandau. Hujan tersebut juga dapat disertai dengan kilat, petir, dan angin kencang yang berpotensi menimbulkan dampak lebih lanjut.
BPBD Kabupaten Siak menegaskan bahwa kondisi banjir di Kampung Muara Kelantan terus berada dalam pemantauan intensif. Berbagai upaya, mulai dari normalisasi parit, monitoring curah hujan secara berkala, hingga koordinasi lintas sektor dengan berbagai pemangku kepentingan, terus digalakkan untuk mencegah meluasnya dampak banjir dan meminimalkan kerugian bagi masyarakat.

















