Kisah Wa Muna: Dari Bansos Ditarik Kembali Hingga Berkah Melimpah dari Menteri Pertanian
Seorang ibu rumah tangga bernama Wa Muna, yang berprofesi sebagai buruh cuci di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik setelah mengalami pengalaman pahit terkait bantuan sosial (bansos). Bantuan yang seharusnya menjadi penopang hidupnya, tiba-tiba ditarik kembali oleh pihak kelurahan tak lama setelah diterima. Kejadian ini memicu simpati luas di media sosial, namun di balik kekecewaan tersebut, tersimpan sebuah cerita tentang keadilan yang akhirnya terwujud dan berkah yang tak terduga.
Wa Muna adalah sosok wanita pejuang yang menjadi tumpuan keluarganya. Di tengah keterbatasan ekonomi, ia berjuang keras merawat suaminya, Jafar, yang telah delapan tahun berjuang melawan penyakit stroke. Demi memastikan kebutuhan pokok terpenuhi, Wa Muna bekerja sebagai buruh cuci di RSUD Kota Baubau.
Drama Penarikan Bansos: Kekecewaan yang Viral
Titik kepedihan Wa Muna bermula ketika ia pulang dari tempat kerjanya dan mendapat kabar mengejutkan dari suaminya. Bantuan sosial berupa beras dan empat liter minyak goreng, yang telah susah payah ia antrekan, tiba-tiba diambil kembali oleh petugas RT. Alasan yang diberikan adalah adanya ketidaksesuaian data.
“Dia bilang, jangan marah eh, tadi ibu RT dia ambil beras,” kenang Wa Muna, menirukan ucapan suaminya, dengan nada kecewa. Pengalaman ini membuatnya merasa dipermalukan. Melalui sebuah video yang kemudian menjadi viral, Wa Muna menyuarakan kekesalannya atas kelalaian petugas yang dinilainya tidak teliti dalam memeriksa data sejak awal.
“Kenapa waktu kita ambil da tidak periksa dulu, da baca baik-baik namanya kan da lihat dulu KTP, NIK-nya kita, baru dia panggil,” ungkapnya, menunjukkan rasa frustrasinya. Ia menambahkan, “Jangan begitu orang dia malu, beras sudah di rumah, untung belum dimasak, kalau sudah dimasak bagaimana? Minyaknya sudah terpakai satu bungkus mo diapa?”
Klarifikasi Lurah dan Permohonan Maaf
Menanggapi keresahan yang timbul akibat viralnya video tersebut, Lurah Baadia, La Ode Baharuddin, akhirnya memberikan klarifikasi. Ia mengakui adanya kekeliruan dalam pendataan yang disebabkan oleh kemiripan nama penerima. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, La Ode Baharuddin menyampaikan permohonan maaf secara resmi atas ketidaknyamanan yang dialami oleh Wa Muna dan keluarganya.
“Saya sebagai Lurah Baadia, menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian teman-teman kami di kelurahan terkait pengeluaran beras,” ujar La Ode. Sebagai upaya perbaikan, pihak kelurahan sempat memberikan bantuan pengganti berupa 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng.
Berkah Tak Terduga: Bantuan Langsung dari Menteri Pertanian
Namun, nasib baik Wa Muna tidak berhenti sampai di situ. Kisah perjuangan dan ketidakadilan yang ia alami ternyata sampai ke telinga Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman.
Pada Sabtu pagi, sebuah kejutan besar menghampiri kediaman Wa Muna. Perwakilan dari Kementerian Pertanian, bersama dengan Bulog Kota Baubau, datang menyalurkan bantuan sosial dalam jumlah yang jauh lebih besar. Bantuan tersebut meliputi:
- 250 kilogram beras
- 12 liter minyak goreng
- 10 kilogram gula
Syukur yang Mendalam dan Harapan untuk Masa Depan
Jafar, suami Wa Muna, mengungkapkan rasa terkejut dan haru atas perhatian yang diberikan oleh Menteri Pertanian. Bantuan ini datang di saat yang paling dibutuhkan oleh keluarganya.
“Kami juga kaget tadi, karena sebelumnya tidak menyangka tiba-tiba ada pemberitahuan akan ada utusan dari Menteri Pertanian,” tutur Jafar dengan mata berkaca-kaca. Ia tak henti-hentinya mendoakan kebaikan bagi semua pihak yang telah membantu meringankan beban keluarganya.
“Jadi kami tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih, untuk membalasnya, kami berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Semoga yang bantu kami, khususnya Bapak Menteri Pertanian selalu diberikan kelimpahan kesehatan, umur yang panjang, dan sukses selalu dalam segala hal,” pungkasnya dengan penuh rasa syukur.
Kepala Bulog Cabang Kota Baubau, Hendra Dionsius, turut memberikan penegasan. Ia menyatakan bahwa kejadian penarikan bansos seperti yang dialami Wa Muna tidak boleh terulang kembali. Ia menekankan pentingnya pelaporan setiap kendala distribusi kepada Bulog agar solusi dapat segera ditemukan tanpa merugikan masyarakat penerima manfaat. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya ketelitian dan akuntabilitas dalam penyaluran bantuan sosial demi kesejahteraan masyarakat.

















