Kesiapan Polres Jayapura Amankan Nataru 2025/2026: Paradigma Baru Pelayanan Publik
Menjelang perayaan Hari Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, jajaran Kepolisian Resor (Polres) Jayapura telah menyatakan kesiapan penuh untuk melaksanakan Operasi Lilin 2025. Operasi berskala besar ini akan melibatkan sedikitnya 120 personel yang akan ditempatkan di enam pos pengamanan strategis.
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Jayapura, AKP Suheryono, menjelaskan bahwa Operasi Lilin 2025 mengusung paradigma baru dalam pelaksanaannya. Konsep “menjaga” diubah menjadi “menguatkan makna dan rasa aman” melalui pelayanan sosial yang lebih mendalam. Fokus utama akan diberikan pada tempat-tempat ibadah sebagai titik pengamanan khusus, guna memastikan kelancaran dan kekhidmatan perayaan keagamaan.
“Kami berkomitmen untuk menjaga rasa aman masyarakat, mulai dari sebelum Natal hingga momen pergantian tahun,” tegas AKP Suheryono saat ditemui di Markas Polres Jayapura, Doyo Baru, Distrik Baru, Kabupaten Jayapura, pada Selasa, 16 Desember 2025.
Enam Pos Pengamanan Siaga Penuh
Untuk mengoptimalkan pengamanan, Operasi Lilin akan mendirikan enam pos yang tersebar di titik-titik vital. Pos-pos tersebut meliputi:
- Pos Batas Kota dan Kabupaten Jayapura: Berfungsi sebagai garda terdepan untuk mengontrol arus masuk dan keluar wilayah.
- Pos Netar: Ditempatkan di lokasi strategis untuk memantau aktivitas warga.
- Pos Borobudur: Menjadi titik pengamanan di area publik yang ramai.
- Pos Pasar Baru: Mengantisipasi potensi keramaian dan gangguan keamanan di pusat perbelanjaan.
- Pos Pertigaan Rumah Sakit Yowari: Memastikan kelancaran lalu lintas dan keamanan di sekitar fasilitas kesehatan.
- Pos Terpadu Bandara: Menjaga keamanan dan ketertiban di pintu gerbang udara wilayah.
Operasi Lilin 2025 dijadwalkan akan berlangsung selama 14 hari, dimulai dari tanggal 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026. Selama periode tersebut, personel kepolisian akan disiagakan penuh di seluruh pos pengamanan.
AKP Suheryono menambahkan bahwa penempatan personel akan dilakukan secara optimal, terutama saat pelaksanaan ibadah. Gereja-gereja yang menjadi prioritas pengamanan antara lain Gereja di Pasar Lama, Gereja Paroki, Gereja Marthen Luther, dan Gereja Ebenhaiser. Pendropan personel di lokasi-lokasi ini bertujuan untuk memberikan rasa aman maksimal kepada jemaat yang sedang menjalankan ibadah Natal.
Kolaborasi Lintas Sektoral untuk Keamanan Optimal
Keberhasilan Operasi Lilin tidak hanya bergantung pada upaya kepolisian semata, melainkan juga sinergi yang kuat dengan berbagai instansi lintas sektoral. Sebelum operasi dimulai, Polres Jayapura telah menggelar rapat koordinasi intensif dengan para pemangku kepentingan, termasuk:
- Kodim 1701/Jayapura: Turut serta dalam pengamanan untuk memperkuat kehadiran aparat di lapangan.
- ORARI (Organisasi Radio Amatir Indonesia) dan RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia): Berperan dalam mendukung kelancaran komunikasi dan pelaporan situasi.
- Dinas Kesehatan: Menyediakan armada ambulans bergerak (mobile ambulans) untuk memberikan layanan medis darurat jika diperlukan.
- Sentra Mitra Polri: Berkontribusi dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
- Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan): Siaga untuk penanganan situasi darurat yang memerlukan operasi penyelamatan.
Kolaborasi ini memastikan bahwa setiap pos pengamanan mendapatkan dukungan penuh dari masing-masing instansi. Dinas Kesehatan, misalnya, akan mengerahkan ambulansnya untuk memantau dan memberikan respons cepat terhadap kebutuhan medis. Sementara itu, personel Senkom (Sentra Komunikasi) akan membantu di setiap pos dalam memantau situasi dan melaporkan perkembangan. Dengan adanya koordinasi yang matang dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, Polres Jayapura optimis dapat menciptakan suasana perayaan Natal dan Tahun Baru yang aman, nyaman, dan penuh sukacita bagi seluruh warga.
Paradigma baru dalam Operasi Lilin 2025 ini mencerminkan komitmen kepolisian untuk tidak hanya menjaga ketertiban, tetapi juga membangun kedekatan dengan masyarakat melalui pelayanan yang lebih humanis dan responsif. Penguatan makna rasa aman diharapkan dapat dirasakan langsung oleh setiap individu, terutama saat mereka menjalankan aktivitas keagamaan dan perayaan akhir tahun.
Personel yang bertugas juga telah dibekali dengan pemahaman mendalam mengenai tugas dan tanggung jawab mereka, termasuk dalam berinteraksi dengan masyarakat. Penekanan pada pendekatan persuasif dan preventif menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Selain itu, pemantauan terus-menerus melalui pos-pos pengamanan dan koordinasi lintas sektoral akan memastikan bahwa setiap potensi gangguan dapat diatasi dengan sigap dan efektif. Keberadaan pos terpadu, termasuk di bandara, juga menunjukkan perhatian terhadap kelancaran mobilitas masyarakat, baik yang datang maupun yang akan meninggalkan wilayah Jayapura.

















