No Result
View All Result
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Login
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature
batampena.com
No Result
View All Result
Home Daerah Kepulauan Riau Lingga

Eceng Gondok Mengganas, Betokan Terancam Banjir & Punah

Hendra by Hendra
26 Desember 2025 - 09:06
in Lingga
0

Ancaman Eceng Gondok di Sungai Betokan: Warga Indramayu Khawatir Banjir dan Kerugian Ekonomi

Sungai Betokan yang vital bagi masyarakat Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, kini menghadapi krisis lingkungan yang memprihatinkan. Aliran sungai yang menjadi urat nadi pengairan bagi wilayah tersebut terancam tertutup total oleh pertumbuhan tanaman air eceng gondok yang masif dan tak terkendali. Fenomena ini memicu kekhawatiran serius akan potensi banjir, terutama di tengah meningkatnya intensitas curah hujan belakangan ini.

Sungai Betokan, yang membelah wilayah perbatasan antara Desa Jangga dan Desa Jumbleng, memegang peranan krusial dalam menopang kehidupan masyarakat. Fungsinya mencakup saluran pembuangan air, sumber irigasi lahan pertanian, serta penunjang aktivitas penting seperti budidaya ikan dan udang di tambak. Namun, invasi eceng gondok yang luar biasa ini secara signifikan mengganggu dan mengancam fungsi-fungsi utama sungai tersebut.

Keresahan Warga dan Potensi Bencana

Seorang tokoh masyarakat Desa Jangga, H. Mastuka, mengungkapkan kegelisahannya melihat kondisi sungai yang nyaris sepenuhnya tertutup oleh tanaman air. Menurutnya, masalah eceng gondok ini jauh lebih kompleks daripada sekadar menghambat aliran air.

“Eceng gondok ini sangat mengganggu aliran air. Kalau dibiarkan terus, apalagi sekarang musim hujan, kami khawatir air sungai bisa meluap ke permukiman dan lahan pertanian. Ini tentu sangat merugikan masyarakat,” ujar H. Mastuka, yang merupakan warga Blok Betokan, Desa Jangga.

Lebih lanjut, H. Mastuka menjelaskan bahwa ancaman tidak berhenti pada potensi banjir saja. Tumpukan eceng gondok yang membusuk di dalam sungai dapat menurunkan kualitas air secara drastis. Air menjadi keruh, mengeluarkan bau tak sedap, dan berpotensi besar mencemari lingkungan sekitar, termasuk ekosistem tambak ikan dan udang yang menjadi sumber penghidupan banyak warga.

Baca Juga  ASRI: Hutan Jaga Kita, Jantung Lestari Kalbar

“Kalau eceng gondok mati dan membusuk, air jadi bau dan kualitasnya menurun. Dampaknya sangat terasa bagi petambak. Ikan bisa stres, bahkan mati,” jelasnya, menyoroti kerugian ekonomi yang nyata akibat masalah ini.

Harapan untuk Tindakan Nyata dan Berkelanjutan

Menghadapi situasi yang semakin memburuk, H. Mastuka menyampaikan harapan besar agar pemerintah daerah dan pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) segera memberikan perhatian dan mengambil tindakan nyata. Ia menekankan bahwa penanganan eceng gondok memerlukan dukungan alat berat yang memadai serta sistem pengelolaan limbah yang terintegrasi. Hal ini penting agar proses pembersihan sungai tidak justru menimbulkan permasalahan lingkungan baru.

“Kami berharap pemerintah atau BBWS bisa turun tangan membantu membersihkan eceng gondok sampai tuntas. Jangan setengah-setengah, karena kalau masih tersisa, nanti tumbuh lagi dengan cepat,” tambahnya, menegaskan perlunya solusi yang komprehensif.

Fenomena pertumbuhan eceng gondok yang merajalela ini tidak hanya terbatas pada Sungai Betokan. Beberapa sungai lain yang melintasi wilayah Kecamatan Losarang juga dilaporkan mengalami masalah serupa. Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari kalangan pemerhati lingkungan yang menekankan pentingnya penanganan yang terencana dan berkelanjutan.

Endidi, seorang pegiat lingkungan asal Desa Pangkalan, Kecamatan Losarang, memandang eceng gondok sebagai persoalan klasik yang kerap muncul setiap musim penghujan. Namun, ia berpendapat bahwa penanganan masalah ini tidak bisa dilakukan secara sporadis atau sekadar tambal sulam.

“Eceng gondok ini memang menyulitkan. Kalau dibiarkan, sungai tertutup. Tapi kalau diangkat, harus dipikirkan juga ke mana dibuangnya. Jangan sampai menimbulkan masalah lingkungan baru,” ujarnya, menggarisbawahi tantangan logistik dan dampak lingkungan dari pembersihan.

Ia menekankan pentingnya kajian dampak lingkungan yang mendalam sebelum melakukan pembersihan berskala besar. Menurutnya, pemerintah perlu melakukan riset dan perencanaan yang matang agar penanganan eceng gondok tidak hanya bersifat reaktif terhadap masalah yang sudah terjadi.

Baca Juga  Badai Senyar: Ancaman NTT Awal 2026

“Yang kami harapkan, pemerintah melakukan kajian dampak sejak awal. Jangan menunggu terjadi banjir atau kerusakan lingkungan yang lebih besar, baru kemudian bergerak,” tegas Endidi, menyerukan pendekatan proaktif dalam pengelolaan lingkungan.

Dampak Luas pada Kehidupan Masyarakat

Sejumlah warga dan pelaku usaha tambak di sekitar Sungai Betokan juga menyuarakan harapan yang sama. Mereka mendambakan penanganan eceng gondok yang tuntas dan menyeluruh agar aliran sungai dapat kembali lancar dan risiko banjir dapat diminimalkan.

Tertutupnya aliran sungai tidak hanya mengancam permukiman warga, tetapi juga dikhawatirkan akan mengganggu sistem pengairan vital bagi sawah dan tambak. Mengingat sektor pertanian dan perikanan menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Losarang, kondisi ini berpotensi besar menyebabkan penurunan hasil panen dan kerugian ekonomi yang signifikan.

Masyarakat Kecamatan Losarang secara kolektif berharap pemerintah daerah bersama instansi terkait dapat segera mengambil langkah konkret dan berkelanjutan. Penanganan yang tepat dinilai sangat penting, tidak hanya untuk menjaga kelancaran fungsi sungai, tetapi juga untuk melindungi ekosistem perairan yang rapuh dan memastikan keberlangsungan usaha pertanian serta perikanan yang menjadi tumpuan hidup mereka.

Editor: Riko A Saputra

Hendra

Hendra

Baca Juga

Lingga

Badai Senyar: Ancaman NTT Awal 2026

26 Desember 2025 - 11:35
Lingga

ASRI: Hutan Jaga Kita, Jantung Lestari Kalbar

26 Desember 2025 - 04:41
  • Trending
  • Comments
  • Latest

FIFA Batal, Malaysia Terancam Sanksi AFC

24 Desember 2025 - 04:09

Jadwal Libur Nasional 2026: 1 & 2 Januari Merah & Cuti?

26 Desember 2025 - 11:51

Tabel KUR BRI 2025: Cicilan Rp 1 Jutaan untuk Pinjaman 100 Juta

20 Desember 2025 - 17:58

Husein Sastranegara Buka Lagi: Semarang-Bandung Terhubung Langsung

26 Desember 2025 - 03:35

Daftar Lengkap Ore The Forge Roblox: Statistik Iron hingga Darkryte Desember 2025!

17 Desember 2025 - 21:47

Sarinah Terbakar: Kisah Tragis dari Nama Pengasuh Bung Karno

30 Desember 2025 - 21:19

Cacing Zombie Pemakan Tulang: Misteri Laut Dalam dan Kekhawatiran Ilmuwan

30 Desember 2025 - 21:06

7 Gerakan Ampuh Ratakan Perut Buncit

30 Desember 2025 - 20:53

Psikologi: 8 Tanda Pria Kurang Percaya Diri Terungkap Cepat

30 Desember 2025 - 20:39

Kapan Radiator Mobil Anda Perlu Diganti?

30 Desember 2025 - 20:26

Pilihan Redaksi

Sarinah Terbakar: Kisah Tragis dari Nama Pengasuh Bung Karno

30 Desember 2025 - 21:19

Cacing Zombie Pemakan Tulang: Misteri Laut Dalam dan Kekhawatiran Ilmuwan

30 Desember 2025 - 21:06

7 Gerakan Ampuh Ratakan Perut Buncit

30 Desember 2025 - 20:53

Psikologi: 8 Tanda Pria Kurang Percaya Diri Terungkap Cepat

30 Desember 2025 - 20:39
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclamer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2025 batampena.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Batam
    • Kepulauan Riau
      • Tanjungpinang
      • Bintan
      • Karimun
      • Natuna
      • Lingga
  • Nasional
    • pendidikan-dan-pembelajaran
    • Serba-serbi
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Energi & BBM
    • Investasi
    • Keuangan
  • Hukum & Kriminal
    • Hukum
    • kejahatan
  • politik
    • Partai Politik
    • Pemilu
  • Internasional
    • Asia
    • Eropa
    • Amerika
    • Global
  • Olahraga
    • Sepak Bola
    • MotorGP
    • Lainnya
  • Opini
    • Kolom
    • Surat Pembaca
    • Editorial
  • Liputan Khusus
    • Investigasi
    • Human Interest
    • Laporan Mendalam
    • Feature

Copyright © 2025 batampena.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In