BATAMPENA.COM – Pekerja seks komersial (PSK) atas nama Putri (24 tahun) tidak berkeinginan merusak rumah tangga siapa saja walaupun pria itu kaya raya. “Saya pernah menikah dan harus bercerai dengan suami karena ada wanita lain yang merusak rumah tanggaku. Akhirnya suamiku itu menikah dengan perempuan itu yang merupakan janda beranak dua. Saya perempuan dan pernah mengalami perceraian, saya mengerti bagaimana rasa sakit hati perempuan jika rumah tangganya hancur dikarenakan ada pelakor (perebut laki-laki orang). Memang kerja saya kotor tetapi jangan sampai merugikan bagi anak dan istri pria hidung belang yang menikmati jasa seksual saya,” kata Putri kepada Media Batampena.com saat ditemui di Hotel Holiday, Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau pada hari Jumat (18 Februari 2022) dini hari.
Putri menyebutkan bahwa dirinya mulai menggeluti pekerjaan sebagai PSK dikarenakan pandemi Covid 19. Sebelumnya Putri bekerja sebagai pemandu lagu (LC) di salah satu tempat hiburan malam di Kota Palembang. Pandemi Covid 19 membuat tempat bekerja Putri akhirnya tutup beberapa saat, namun setelah dibuka kembali pengunjung sepi dan pendapatan pribadi Putri menurun drastis. Perihal itu yang mengantarkan Putri menjelma menjadi seorang PSK.
Putri mengaku bahwa dirinya menjadi PSK dimulai pada bulan 20 November 2021. Saat itu Putri merasa mendapat tekanan perekonomian sehingga harus memilih menjadi PSK untuk memenuhi kebutuhan anak dan orang tuanya.
“Setiap harinya saya hanya melayani 5 orang laki-laki, tidak pernah lebih. Melayani 5 orang aja sudah capek kali. Setiap melakukan ritual ranjang, para pelanggan diwajibkan menggunakan alat kontrasepsi (kondom) untuk keselamatan, kesehatan bersama. Kasihan istrinya nanti di rumah, karena suaminya jajan di luar dan akhirnya suami tidur sama istrinya malah ketularan penyakit kelamin nantinya. Atau bisa sebaliknya si pria hidng belang itu sudah ada penyakit kelamin dan tidur samaku tidak pakai alat kontrasepsi malah nularnya kepadaku. Jadi sama-sama harus melindungi kesehatan dan keselamatan pastinya. Mau dibayar berapapun saya, tetap tamu wajib pakai kondom,” ucap Putri.
Putri mengatakan bahwa dirinya mendapatkan bayaran sekitar 500 ribu rupiah untuk sekali berhubungan badan atau yang disebut short time (ST). “Paling murahnya 400 ribu rupiah dan itu tidak boleh dikorting lagi.”
Kalau Putri di booking biasanya sekitar 1,2 juta rupiah sampai 1,5 juta rupiah. “Dengan harga segitu seorang konsumen mendapatkan kesempatan sebanyak tiga kali saja berhubungan badan dengan diriku,” ujar Putri.
Putri memaparkan bahwa setiap hari pasti selalu ada belasan pria yang meminta jasanya. “Saya kan jualan secara online melalui aplikasi jadi tidak perlu bekerja sama orang lain (mami sebutan bagi mucikari). Cukup buat di aplikasi, nanti ada yang kontak ke saya dan selanjutnya kita berkomunikasi atau chatting melalui aplikasi. Kalau ada kesepakatan harga dan kepastian untuk lokasi bertemu dari pemesan maka saya datangi,” kata Putri.
Putri menuturkan bahwa penghasilannya sebagai PSK lumayan besar dan itulah yang digunakan untuk dikirimkan kepada ibunya di Kota Palembang sebagai biaya kebutuhan keluarga dan anaknya.
Dalam kesempatan itu Putri bercerita perihal dirinya pernah menjadi wanita simpanan salah seorang anggota dewan di Kota Batam. Kala itu, Putri tinggal di daerah Batam Centre dan setiap kebutuhan Putri dibiayai oleh oknum dewan di Kota Batam.
“Namun saya merasa sangat terkekang dengan aturan dibuat oleh dia. Banyak kali larangannya, saya tidak boleh begini dan tidak boleh begitu. Pusing aku dibuat dia, ditambah lagi si dewan itu melarang saya berkomunikasi dengan anak. Mana mungkin seorang ibu dilarang berkomunikasi sama anaknya sendiri, dengan alasan itu saya pergi diam-diam dari daerah Batam Centre itu,” ucap Putri.
Putri menegaskan bahwa lebih berharga kebebasan dan anak ketimbang uang yang didapakan dari oknum dewan itu. Jadi supaya dapat hidup bebas, Putri menjadi seorang PSK itu selalu berpindah-pindah dari kota atau daerah yang satu ke daerah yang lainnya.
Putri juga menyampaikan secara pribadi bahwa dirinya ingin kali untuk berubah menjadi lebih baik dan meninggalkan kegiatan sebagai PSK itu. “Targetku sampai akhir tahun 2022 ini saja, setelah itu saya pulang ke Palembang dan buka usaha di sana. Saya mau menjadi ibu yang baik untuk anakku dan tidak mau menjadi PSK lagi. Target itu tidak muluk-muluk, saya sekarang sudah ada mobil dan rumah di Palembang hasil dari kerja sebagai PSK. Saat ini rumah itu sedang renovasi maka saya harus menghasilkan banyak uang supaya pengerjaannya cepat tuntas. Selebihnya uang hasil jerih payah sebagai PSK akan saya kumpulkan untuk modal usaha,” ujar Putri.
Penulis: JP